Rabu 16 Jun 2021 21:02 WIB

Utang PLN Dinilai Sehat karena untuk Investasi

Peningkatan jumlah utang PLN jauh di bawah investasi dan nilai aset BUMN tersebut

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Gita Amanda
Ilustrasi Meteran Listrik PLN. Peningkatan jumlah utang PLN jauh di bawah investasi dan nilai aset BUMN tersebut.
Foto: Foto : MgRol112
Ilustrasi Meteran Listrik PLN. Peningkatan jumlah utang PLN jauh di bawah investasi dan nilai aset BUMN tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom senior Faisal Basri menilai, PLN mengelola utang baik. Peningkatan jumlah utang PLN jauh di bawah investasi dan nilai aset BUMN tersebut.

Faisal menyebut, PLN mencatatkan utang 451 triliun pada 2020 atau turun Rp 2 triliun dibanding 2019. “Utang PLN tidak dipakai untuk foya-foya. Hampir semua dipakai untuk investasi. Hanya sebagian kecil untuk menjaga cashflow (arus kas),” ujar Faisal, Rabu (16/6).

Baca Juga

Ia menyimpulkan itu karena PLN mencatatkan penambahan utang Rp 199 triliun pada periode 2015-2020. Sebaliknya, nilai investasi PLN pada periode yang sama mencapai Rp 448 triliun, lebih banyak dibanding keseluruhan penambahan utang PLN di periode 2015-2020.

Wujud investasi itu antara lain penambahan aset berupa pembangkit total 10.000 megawatt, transmisi sepanjang 23.000 kilometer sirkuit, dan gardu induk total 84.000 MvA. Bagi masyarakat, manfaat investasi PLN dirasakan dalam bentuk peningkatan rasio elektrifikasi. Dari 88,3 persen menjadi 99,2 persen. Dengan kata lain, hampir seluruh wilayah Indonesia sudah terjangkau layanan kelistrikan dari PLN.