REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Editor majalah Force sekaligus penulis buku 'Born a Muslim: Some Truths About Islam in India', Ghazala Wahab mengungkapkan keberatannya, dengan keberadaan kompleks Dhannipur sebagai pengganti Masjid Babri.
"Untuk memperingati pembongkaran Masjid Babri pada 6 Desember 1992, dan pengesahannya oleh Mahkamah Agung India pada 9 November 2019, pemerintah Uttar Pradesh membangun kompleks masjid sekaligus multi-utilitas di desa Dhannipur, 22 kilometer dari situs aslinya. Mungkin, ini adalah monumen pertama yang dibangun untuk menghargai kekalahan," ucap Ghazala Wahab dilansir dari laman Scroll pada Rabu (16/6).
Dia mengungkapkan, visi kompleks masjid agung meliputi rumah sakit, perpustakaan, museum serta pusat budaya di sebuah desa yang tidak memiliki fasilitas paling dasar namun sudah memiliki terlalu banyak masjid dan terlalu sedikit jamaah. Namun, lanjutnya,bagi para visioner dari monumen Dhannipur, ini hanyalah dalih oleh para penentang.
Wahab melanjutkan, bangunan itu tidak dimaksudkan untuk penduduk setempat. Akan tetapi untuk ribuan turis yang akan datang dari seluruh dunia untuk melihat apa yang dibangun sebagai pengganti masjid.
"Tentu saja, ribuan turis ini pertama-tama akan mengunjungi monumen kemenangan di Ayodha, kuil Ram termegah di dunia, lalu berkendara sejauh 22 kilometer, semoga apa yang kemudian menjadi Jalur Vijayee (Victory Corridor) yang megah untuk melihat simbol calon dari pluralisme India. Mengapa pluralisme harus ditandai dengan masjid sulit dipahami. Namun demikian, itulah adanya," paparnya.