REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Menteri Tenaga Kerja Filipina Silvestre Bello pada Rabu (16/6) mengatakan, dia akan meminta persetujuan pemerintah untuk mengizinkan lebih dari 5.000 petugas kesehatan dikerahkan ke luar negeri. Jumlah tersebut naik dua kali lipat dari batas tahunan di Filipina.
Filipina merupakan negara yang mengirim perawat kesehatan ke luar negeri terbesar di dunia. Perawat termasuk di antara lebih dari 10 juta orang Filipina yang bekerja dan tinggal di luar negeri, dengan pengiriman uang tahunan lebih dari 30 miliar dolar AS. Oleh karena itu, perawat merupakan pendorong utama ekonomi Filipina.
"Ada alasan untuk mengizinkan petugas kesehatan mencari pekerjaan yang baik di luar negeri. Kami akan memastikan kami tidak akan kehabisan perawat dan dokter," ujar Bello.
Sekretaris Jenderal Filipino Nurses United, Jocelyn Andamo, mengatakan, lebih dari 200 ribu lulusan keperawatan telah memilih untuk bekerja di industri lain karena kompensasi dan tunjangan di sektor perawatan kesehatan sangat kecil.
"Ini perkembangan positif, tapi mudah-mudahan larangan penyebaran akan dicabut sepenuhnya," kata Andamo.
Setidaknya ada 4.000 perawat Filipina yang berniat bekerja di Jerman, Timur Tengah, Skotlandia, Jepang, Singapura, Amerika Serikat, dan Australia. Presiden Rodrigo Duterte telah mencabut larangan penempatan petugas kesehatan pada November. Tetapi pemerintah membatasi jumlah tenaga kesehatan yang diizinkan untuk pergi.
Pembatasan tersebut untuk memastikan bahwa Filioina tidak akan kekurangan tenaga medis saat pandemi Covid-19. Pada 2019, hampir 17 ribu perawat Filipina menandatangani kontrak kerja di luar negeri.