REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa infrastruktur penting tertentu harus dilarang untuk jadi sasaran serangan siber. Terdapat 16 infrastruktur yang disinggung oleh Biden.
"Kami sepakat untuk menugaskan para ahli di kedua negara kami untuk bekerja pada pemahaman khusus tentang apa yang terlarang. Kami akan mencari tahu apakah kami memiliki pengaturan keamanan siber yang mulai menertibkan," kata Biden.
Referensi yang jelas ke-16 sektor yang disinggung Biden tersebut sebelumnya ditetapkan sebagai penting oleh Departemen Keamanan Dalam Negeri AS. Beberapa sektor tersebut termasuk telekomunikasi, perawatan kesehatan, makanan, dan energi.
Putin tidak secara langsung merujuk pada proposal Biden, tetapi mengatakan dalam konferensi pers terpisah bahwa kedua pemimpin telah sepakat untuk memulai konsultasi tentang masalah keamanan siber. Ancaman serangan siber yang ditujukan pada infrastruktur kritis menjadi bencana saat peretas memicu pemadaman dan kekacauan. Kondisi itu telah lama mengkhawatirkan para ahli.
AS pertama kali merasakan kondisi tersebut pada Mei lalu. Ketika itu penjahat dunia maya mencari uang tebusan secara singkat dengan memicu penutupan jaringan pipa utama AS dan mengganggu pengiriman bensin sehingga pembeli panik di Pantai Timur.
Serangan siber sebelumnya yang ditujukan pada jaringan listrik Ukraina dan pabrik petrokimia Saudi juga telah menarik perhatian. Dalam semua kasus itu, para peretas yang terlibat dituduh oleh AS bekerja secara langsung untuk Pemerintah Rusia atau dari wilayah Rusia.
Pejabat Rusia telah berkali-kali membantah melakukan atau menoleransi serangan siber. Putin pun tidak membuat konsesi tentang masalah ini usai bertemu dengan Biden.
"Kita perlu membuang semua jenis sindiran, duduk di tingkat ahli dan mulai bekerja untuk kepentingan Amerika Serikat dan Rusia," kata Putin.
Putin membuat sindiran dengan menyatakan pejabat Rusia telah melacak aktivitas digital berbahaya yang datang dari AS. "Kami tentu melihat dari mana serangan itu berasal. Kami melihat bahwa pekerjaan ini dikoordinasikan dari dunia maya AS," ujarnya.