Kamis 17 Jun 2021 12:27 WIB

Desa yang Masuk Zona Merah di Kudus Bertambah

Saat ini ada 84 desa di Kudus yang masuk zona merah, dari sebelumnya 60 desa.

Jumlah desa/kelurahan di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, yang masuk kategori zona merah semakin bertambah (ilustrasi).
Foto: Republika
Jumlah desa/kelurahan di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, yang masuk kategori zona merah semakin bertambah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS -- Jumlah desa/kelurahan di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, yang masuk kategori zona merah semakin bertambah. Kini, jumlahnya mencapai 84 desa (sebelumnya 60 desa), menyusul ditemukannya banyak kasus penyebaran Covid-19.

"Desa yang masuk kategori zona merah tersebar di sembilan kecamatan dengan jumlah desa di masing-masing kecamatan bervariasi," kata Juru Bicara Tim Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Kudus, Andini Aridewi, di Kudus, Kamis (17/6).

Dia mencatat dari sembilan kecamatan, terbanyak di Kecamatan Kota ada 16 desa zona merah, kemudian disusul Kecamatan Jati terdapat 10 desa zona merah. Sementara, jumlah desa zona merah paling sedikit ada di Kecamatan Mejobo ada enam desa, sedangkan kecamatan lainnya antara delapan hingga sembilan desa.

Periode sebelumnya, jumlah desa zona merah terbanyak berada di Kecamatan Jekulo dengan 11 desa zona merah, tapi saat ini berkurang menjadi delapan desa. Penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berskala mikro di desa diharapkan juga dioptimalkan untuk menekan angka kasus Covid-19. Pemerintah desa juga dipersilakan melakukan penutupan lokal tingkat rukun tetangga (RT) atau rukun warga (RW) untuk membatasi aktivitas warganya demi memutus mata rantai penularan virus corona.

Kepala Desa Tumpangkrasak, Sarjoko Saputro, mengakui desanya masuk kategori zona merah. Akan tetapi sejak dua hari terakhir tidak ada penambahan kasus dari sebelumnya ada 20 kasus.

Dari jumlah kasus tersebut, sebanyak 15 orang sudah hampir selesai masa isolasi mandirinya dan lima kasus ada yang sudah memasuki hari kesembilan masa isolasinya karena semuanya tanpa gejala. Dalam rangka menekan angka kasus Covid-19, selain memaksimalkan PPKM mikro, keberadaan jogo tonggo juga dioptimalkan untuk turut mengedukasi warganya melalui ketua RT dan RW tentang pentingnya protokol kesehatan yang benar.

"Sejauh ini hasilnya memang bagus karena kesadaran warga, terutama memakai masker saat keluar rumah, sudah meningkat. Mudah-mudahan ke depannya tidak ada penambahan kasus baru," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement