REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti lembaga survei LSI Denny JA, Adjie Alfaraby, memprediksi Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri tak akan mengajukan diri sebagai capres/cawapres pada Pilpres 2024. Ia menduga Megawati akan bertindak sebagai queen maker atau pencetak pemimpin dalam Pilpres 2024.
Adjie menilai, Megawati akan menyadari kondisinya saat ini tak lagi memungkinkan menjadi capres/cawapres walau partainya berstatus pemenang pemilu. Apalagi, usia Megawati telah menginjak 74 tahun.
Isu majunya kembali Megawati dalam Pilpres 2024 mencuat kala intensnya pertemuan dengan Prabowo Subianto.
"Bu Mega saat ini cenderung menjadi tokoh/ibu bangsa. Kecil kemungkinan intensi Mega untuk maju sebagai capres/cawapres lagi. Bukan eranya lagi Bu Mega maju," kata Adjie dalam rilis survei LSI Denny JA secara daring pada Kamis (17/6).
Tercatat, posisi PDIP di parlemen saat ini mencapai 128 kursi. Artinya, PDIP dapat mencalonkan sendiri capresnya karena memenuhi presidential threshold.
Kondisi ini, menurut Adjie, mewajibkan Megawati berpikir matang soal pertarungan dalam Pilpres 2024. Sebab, ia menilai PDIP tengah dilanda kebimbangan untuk mencalonkan salah satu di antara Puan Maharani atau Ganjar Pranowo.
Berdasarkan hasil survei LSI Denny JA, Ganjar duduk di peringkat kedua dengan elektabilitas sebesar 15,5 persen atau hanya di bawah Prabowo Subianto (23,5 persen). Adapun elektabilitas Puan baru sebesar 2 persen.
"Konflik mengemuka di PDIP karena bingung calonkan Gandjar atau Puan. Bu Mega punya komplikasi untuk memilih salah satu dari keduanya," ujar Adjie.
Survei LSI menggunakan metode multistage random sampling dengan pengumpulan data dilakukan selama 27 Mei-4 Juni 2021. Total responden sebanyak 1.200 orang di 34 provinsi se-Indonesia. Wawancara survei dilakukan tatap muka dengan penerapan prokes. Adapun margin of error-nya 2,9 persen.