Jumat 18 Jun 2021 00:04 WIB

Program PEN Bangkitkan Geliat UMKM di Masa Pandemi

99% UMKM diklaim sudah mendaftar dan menerima bantuan pemerintah.

UMKM (ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar
UMKM (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak 2020 mengajarkan kepada dunia usaha khususnya usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) beradaptasi dan bertransformasi secara cepat. Pemerintah merespons pandemi ini dengan memberikan bantuan modal kerja, subsidi kredit UMKM, hingga relaksasi bunga kredit perbankan demi mempertahankan sektor UMKM.

Tidak hanya dari sisi suplainya, pemerintah juga mendorong sisi permintaan agar pengusaha UMKM terus menggeliatkan usahanya meski masih dalam pandemi.

Stafsus Menkop UKM Bidang Pemberdayaan Ekonomi Kreatif Fiki Satari menyampaikan, dari survei beberapa pihak, khususnya survei yang mengkaji dampak program pemulihan ekonomi  nasional (PEN) terhadap UMKM, seperti yang dirilis Lembaga Demografi FMB UI, menunjukkan  99% UMKM sudah mendaftar dan menerima bantuan pemerintah. 

“Lalu mayoritasnya membelanjakan bantuan tersebut untuk membeli bahan baku dan barang modal,” ujarnya pada  Dialog Produktif KPCPEN bertema Kreativitas UMKM Bertahan di Masa Pandemi, yang ditayangkan di FMB9ID IKP," kemarin.

Masih menurut Fiki, Bantuan Presiden (Banpres) Produktif Usaha Mikro yang sudah tersalurkan hingga saat ini menggapai 9,8 juta usaha mikro atau setara dengan Rp11,76 triliun. Jumlah tersebut mencapai 77% dari pagu anggaran yang totalnya sejumlah Rp16,36 triliun. Banpres Produktif tahap kedua akan kembali dibuka pada Juni ini dengan menyasar tiga juta usaha mikro. Kemenkop UKM juga tengah mengkaji pembiayaan kredit usaha rakyat (KUR) bagi UMKM unggulan untuk bisa mendapatkan kredit hingga Rp20 miliar supaya UMKM Indonesia bersaing di kancah global. 

“Kita berharap ini bisa segera ditetapkan pemerintah,” kata Fiki.

Sebagai salah satu mitra strategis pemerintah, Bank Rakyat Indonesia (BRI) di masa pandemi terus fokus mendampingi UMKM. 

“Total portofolio kredit BRI lebih dari 80%-nya adalah UMKM. Oleh karena itu BRI betul-betul berusaha menjadi mitra strategis pemerintah mengakselerasi program PEN 2021 ini,” kata Direktur Bisnis  Kecil & Menengah BRI Amam Sukriyanto.

Menanggapi wacana pemerintah meningkatkan KUR hingga Rp20 miliar, Amam siap menyambut  rencana tersebut, “Kita dengan senang hati menunggu aturan pemerintah yang baru apabila nanti bisa sampai mengucurkan KUR hingga Rp20 miliar,” ungkapnya.

“UMKM di Indonesia di Indonesia saat ini memang sudah mulai bangkit meski belum pulih seperti 2019 lalu, karena memang banyak yang beralih ke digital. Kami mencatat sekitar lima juta pemain baru di marketplace online pada saat pandemi ini. Mau tidak mau memang UMKM harus masuk dunia digital atau marketplace supaya bisa bertahan,” kata Ikhsan Ingratubun selaku Ketua Umum Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo).

Ikhsan menilak inisiatif Banpres Produktif Usaha Mikro yang digagas dalam program PEN  2020 dan 2021 sangat tepat dalam membantu pengusaha mikro yang pada saat pandemi kesulitan modal untuk bertahan. “Selain pengusaha mikro, ada tipikal UMKM yang tidak mampu membayar utangnya, yang akhirnya diberikan keringanan pembayaran suku bunga kredit, bahkan bunganya didiskon 50% lewat kebijakan pemerintah. Untuk UMKM yang mampu bertahan di masa pandemi diberikan KUR yang sangat membantu mereka untuk bertransformasi,” kata dia.

Pendapat tersebut diamini Deddy Effendy yang merupakan pengusaha pemilik Palem Craft. “Kami memang di masa pandemi bisa merasakan stimulus pengurangan suku bunga kredit. Sehingga pengusaha UMKM bernapas cukup panjang di masa pandemi ini,” kata dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement