Jumat 18 Jun 2021 13:01 WIB

Kim Jong-un Bersiap Hadapi Konfrontasi AS

Analis mengatakan kelangkaan pangan Korut pengaruhi sikap Kim Jong-un ke AS

Rep: Dwina Agustin/Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
Dalam foto yang disediakan oleh pemerintah Korea Utara ini, Kim Jong Un menghadiri pertemuan di Pyongyang, Korea Utara, Jumat, 4 Juni 2021.
Foto: AP/KCNA via KNS
Dalam foto yang disediakan oleh pemerintah Korea Utara ini, Kim Jong Un menghadiri pertemuan di Pyongyang, Korea Utara, Jumat, 4 Juni 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengatakan negaranya harus bersiap untuk dialog dan konfrontasi dengan Amerika Serikat (AS). Komentar langsung itu menjadi pernyataan pertama Kim tentang pemerintahan Joe Biden.

Pernyataan itu muncul selama pertemuan pleno komite pusat Partai Buruh yang berkuasa pada Kamis (17/6). Kim telah membuat analisis terperinci tentang kebijakan pemerintahan Biden terhadap Pyongyang dan menyusun penangkal strategis dan taktis yang tepat dengan AS.

Baca Juga

"Sekretaris Jenderal menekankan perlunya bersiap-siap untuk dialog dan konfrontasi, terutama untuk sepenuhnya siap menghadapi konfrontasi untuk melindungi martabat negara kita dan kepentingannya untuk pembangunan independen," ujar laporan media pemerintah Korea Utara, KCNA, merujuk pada jabatan Kim dalam partai.

Menurut laporan KCNA, langkah-langkah seperti itu akan dengan andal menjamin lingkungan yang damai dan keamanan negara. Kim juga menekankan perlunya menciptakan iklim eksternal yang menguntungkan untuk inisiatif Korea Utara sendiri.

Pakar urusan nuklir di Massachusetts Institute of Technology di AS, Vipin Narang, menyebut komentar Kim melanjutkan kebijakan wait and see sambil menahan diri untuk tidak memprovokasi pemerintahan Biden. "Tampaknya menunjukkan bahwa Pyongyang berpikir bola ada di pengadilan AS saat ini dan sedang menunggu untuk melihat bagaimana penjangkauan Pemerintahan Biden berjalan,” katanya.

Narang melihat, laporan tentang pasokan makanan yang mulai sulit Korea Utara dan situasi Covid-19 menjadi alasan sikap Kim saat ini terhadap Biden. "Dugaan besar bahwa Kim juga senang menghindari konfrontasi jangka pendek," ujarnya.

Para diplomat dan analis mengatakan Korea Utara mengalami kekurangan pangan yang meluas setelah topan yang menghancurkan tanaman tahun lalu. Sementara ada kekhawatiran Covid-19 dapat terjadi di negara itu meskipun tidak ada pengakuan resmi oleh rezim Kim. Penutupan perbatasan semakin memukul ekonomi yang sudah terpukul oleh sanksi internasional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement