DIY Lanjutkan Persiapan Program Bekerja dari Yogyakarta
Red: Yusuf Assidiq
Ikon wisata Tugu Pal Putih Yogyakarta. | Foto: Wihdan Hidayat / Republika
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta melanjutkan persiapan program bekerja dari Yogyakarta, meski kasus penularan Covid-19 di daerah ini mengalami lonjakan selama beberapa hari terakhir.
"Persiapan tetap jalan terus, namun implementasi tetap menyesuaikan dengan situasi dan kondisi," kata Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) DIY, Singgih Raharjo saat dihubungi di Yogyakarta, Jumat (18/6).
Dispar DIY bersama Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) DIY serta Forum Komunikasi Desa Wisata DIY hingga saat ini masih menyiapkan paket-paket wisata yang bakal disajikan dalam program yang diharapkan mampu menggairahkan sektor pariwisata itu.
Sejumlah paket wisata tersebut, antara lain meliputi paket perjalanan wisata yang disiapkan untuk mengisi waktu luang para wisatawan di sela bekerja. "Yang sudah berjalan itu Asita DIY dengan (menyiapkan) 11 paketnya. Sedangkan PHRI dengan forkom desa wisata sedang disiapkan," ujarnya.
Meski demikian, target pelaksanaan program work from Yogyakarta yang sebelumnya direncanakan pada Juli 2021, akan disesuaikan kembali dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi perkembangan kasus penularan Covid-19 di DIY serta kebijakan Pemda DIY. "Target awalnya memang Juli 2021 tapi kami akan melihat lagi situasinya seperti apa," ujar dia.
Menurut Singgih, prosedur standar operasi (SOP) aktivitas pariwisata yang bakal diterapkan selama program work from Yogyakarta tidak mengalami perubahan.
"Tapi, tetap harus lebih waspada karena sekarang ini kan trennya (kasus Covid-19) baru meningkat. Jadi, persiapan tetap jalan terus tapi kemudian mengenai pelaksanaan kita melihat situasi dan kondisi, serta kebijakan," katanya.
Seluruh pelaku pariwisata baik perhotelan, pengelola destinasi wisata, hingga penyedia jasa perjalanan wisata juga diminta disiplin mematuhi protokol CHSE (Cleanliness, Health, Safety and Environmental Sustainability) untuk menghindari potensi paparan Covid-19.
"Standar itu yang kemudian kita gunakan, selain juga persyaratan pelaku perjalanan menjadi bagian yang harus ditegakkan, misalnya dari luar DIY harus menunjukkan swab antigen dan sebagainya. Itu bagian yang kita jaga terus," jelas Singgih.