Jumat 18 Jun 2021 18:40 WIB

Ciri Haji Mabrur

Salah satu ciri haji mabrur adalah zuhud.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
Ciri Haji Mabrur. Foto: ilustrasi Jamaah Haji Nigeria
Foto: EPA-EFE/MIKE NELSON
Ciri Haji Mabrur. Foto: ilustrasi Jamaah Haji Nigeria

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Tidak mudah untuk mengetahui bahwa haji seseorang itu mabrur atau mardud (tidak diterima hajinya). Apalagi menyaksikan langsung pada orang yang baru saja pulang dari menunaikan ibadah haji. 

Mokh Syaiful Bakhri mengatakan setidaknya haji mambrur bisa diketahui dari tanda-tandanya. Menurut Al-asan Al-Bashri, tandanya ialah sepulang dari menaikkan Haji, hatinya menjadi semakin zuhud atau tidak dikuasai oleh kemewahan hidup di dunia.

Baca Juga

"Dia bertambah keinginannya kepada akhirat," katanya dalam bukunya Belum Haji Sudah Mabrur.

Sedangkan menurut Imam Al-Ghazali, di antara tanda diterimanya haji seseorang ialah meninggalkan kemaksiatan yang menjadi kebiasaan sebelumnya  mengganti teman-temannya yang durhaka dengan teman-teman yang shalih. Meninggalkan majelis-majelis permainan dan kelalaian lalu mengganti dengan majelis dzikir dan kesadaran.

"Selain kedua tanda tersebut, masih ada tanda lainnya yaitu Allah memberikan keberkahan dalam hidupnya," katanya

Jamaah haji sepulang dari menunaikan Ibadah Haji, pintu rezekinya terbuka luas. Allah mengganti dengan berlipat ganda seluruh biaya yang digunakan untuk menunaikan ibadah haji.

"Pendek kata, setelah pergi usaha sukses, rumah tangganya sakinah dan amal ibadahnya semakin meningkat," katanya.

Bila tanda-tanda seperti yang disebut oleh Al Hasan Al bashri Al Ghazali dan tanda terakhir tidak nampak pada orang yang setelah menunaikan ibadah haji, boleh jadi ibadah hajinya tidak diterima oleh Allah. Dan ini menjadi suatu penyesalan bagi jamaah haji.

"Sebutannya adalah Haji mardud atau ibadah hajinya ditolak," katanya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
۞ وَلَقَدْ اَخَذَ اللّٰهُ مِيْثَاقَ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَۚ وَبَعَثْنَا مِنْهُمُ اثْنَيْ عَشَرَ نَقِيْبًاۗ وَقَالَ اللّٰهُ اِنِّيْ مَعَكُمْ ۗ لَىِٕنْ اَقَمْتُمُ الصَّلٰوةَ وَاٰتَيْتُمُ الزَّكٰوةَ وَاٰمَنْتُمْ بِرُسُلِيْ وَعَزَّرْتُمُوْهُمْ وَاَقْرَضْتُمُ اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا لَّاُكَفِّرَنَّ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَلَاُدْخِلَنَّكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۚ فَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذٰلِكَ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاۤءَ السَّبِيْلِ
Dan sungguh, Allah telah mengambil perjanjian dari Bani Israil dan Kami telah mengangkat dua belas orang pemimpin di antara mereka. Dan Allah berfirman, “Aku bersamamu.” Sungguh, jika kamu melaksanakan salat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, pasti akan Aku hapus kesalahan-kesalahanmu, dan pasti akan Aku masukkan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Tetapi barangsiapa kafir di antaramu setelah itu, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus.”

(QS. Al-Ma'idah ayat 12)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement