Jumat 18 Jun 2021 17:59 WIB

Pengelola Kebun Binatang Bandung Pertanyakan Soal Penutupan

Apakah menjadi salah satu tempat yang melahirkan klaster baru kasus Covid-19.

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Muhammad Fakhruddin
Petugas keamanan berjaga di depan gerbang Kebun Binatang Bandung Zoological Garden, Bandung, Jawa Barat, Jumat (18/6/2021). Pemerintah Jawa Barat kembali menutup tempat wisata di Kawasan Bandung Raya yang meliputi Kota Bandung, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bandung Barat guna menekan laju peningkatan kasus COVID-19 terkait status siaga satu Bandung Raya.
Foto: ANTARA/Novrian Arbi
Petugas keamanan berjaga di depan gerbang Kebun Binatang Bandung Zoological Garden, Bandung, Jawa Barat, Jumat (18/6/2021). Pemerintah Jawa Barat kembali menutup tempat wisata di Kawasan Bandung Raya yang meliputi Kota Bandung, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bandung Barat guna menekan laju peningkatan kasus COVID-19 terkait status siaga satu Bandung Raya.

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Pengelola Kebun Binatang Bandung angkat bicara terkait kebijakan pemerintah Kota Bandung yang menutup objek wisata dua pekan kedepan akibat kasus Covid-19 yang mengalami peningkatan. Mereka berharap agar bisa dilibatkan dalam setiap rapat-rapat tentang rencana penutupan objek wisata di masa pandemi Covid-19.

"Aku di humas Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi (Putri) RI Jawa Barat, jadi kemarin tiktokan di grup ya. Pengennya kita sih coba ada pertemuan dulu minimal dengan asosiasi ditanya gimana kalau ditutup apa pendapatnya, masukannya apa kira-kira begitu," ujar Humas Kebun Binatang Bandung, Sulhan Syafii saat dihubungi, Jumat (18/6).

Ia mengatakan sering melakukan komunikasi dengan pegawai dinas pariwisata atau anggota dewan dan Pemkot Bandung membahas tentang kondisi Kebun Binatang Bandung. Namun begitu, pembicaraan tersebut dilakukan masih secara informal atau pribadi.

"Yang formal, kita pengen tahu pendapat anda sepertinya belum. Ya kita buka komunikasi," katanya. Ia mengatakan Kamis (17/6) kemarin dilakukan pertemuan Dinas Pariwisata Jabar dengan perwakilan berbagai asosiasi pariwisata terkait kebijakan penutupan objek wisata namun hal itu dibahas pasca objek wisata ditutup.

Aan pun ingin mengetahui lebih jauh terkait penelitian di tempat rekreasi apakah menjadi salah satu tempat yang melahirkan klaster baru kasus Covid-19. Apabila ada maka pihaknya tidak keberatan terkait kebijakan penutupan tersebut. 

Sulhan mengatakan selama ini Kebun Binatang Bandung menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan. Termasuk kewajiban memakai masker, menjaga jarak dan lainnya.

Meski begitu, pihaknya tetap akan mematuhi intruksi pemerintah untuk menutup sementara objek wisata. Langkah tersebut dilakukan untuk mencegah penyebaran Covid-19.

"Kita mematuhi intruksi pemerintah dalam hal ini pemerintah Kota Bandung untuk menutup sementara objek wisata, kita mengapresiasi mulai 17 sampai 30 Juni buka lagi satu Juli.  Apapun resikonya kita tanggung misal tidak ada pemasukan," katanya. Pasca lebaran kemarin pun pihaknya ikut kebijakan pemerintah untuk menutup objek wisata.

Sulhan menambahkan, selama penutupan Kebun Binatang Bandung pihaknya tetap menjaga agar satwa dalam kondisi sehat dengan rutin memberi makan. Namun, untuk 82 karyawan akan diatur kembali masuk kerja yaitu 3 hari masuk dan 3 hari libur untuk melakukan penghematan.

Selain itu, pihaknya juga sedang melakukan perbaikan dan renovasi kandang para satwa diantaranya kandang macam tutul dan kandang landak. Potensi pemasukan yang hilang selama dua pekan ditutup diperkirakan mencapai ratusan juta.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement