REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Wakil Ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI), Imam Teguh Saptono, mengapresiasi Yayasan Wakaf Paramadina (YWP) yang telah mendirikan lembaga khusus pengelola wakaf produktif bernama Lembaga Wakaf Paramadina (LWP) di Universitas Paramadina, Jakarta pada Jumat (18/6).
Imam menyampaikan, wakaf selalu hadir dalam setiap puncak peradaban umat. Kalau dilihat, setiap peradaban umat yang lahir itu ditopang oleh instrumen zakat dan wakaf yang hebat serta luar biasa.
"Mulai dari zaman (keemasan) Baghdad, periode Utsmani dan seterusnya, bahkan wakaf uang pun sebagai puncaknya pada saat (zaman) Utsmani," kata Imam saat menghadiri peluncuran LWP di Universitas Paramadina, Jakarta, Jumat (18/6).
Ia menyampaikan, saat lembaga perbankan belum hadir, justru lembaga wakaf yang mewarnai aktivitas ekonomi umat. Sebagai contohnya wakaf uang di zaman Utsmani.
Ia mengatakan, sebagai contoh lain, instrumen wakaf melahirkan banyak universitas di Eropa salah satunya Universitas Oxford. Sejarahnya dulu banyak pendeta Nasrani belajar di Baghdad.
Ia menerangkan, sebagaimana diketahui, peradaban di Baghdad yang ditopang instrumen wakaf telah melahirkan universitas-universitas Muslim tertua di dunia. "Satu abad kemudian (Eropa) copy paste dari konsep wakaf (umat Islam hingga melahirkan universitas-universitas di Eropa)," ujarnya.
Imam berharap kelahiran LWP yang dikelola anak-anak muda bisa menyesuaikan zaman. Ia juga berpesan agar percaya dengan instrumen wakaf. "Kalau wakaf belum menghasilkan yang diinginkan bukan karena instrumennya yang salah, tapi kitanya yang belum tepat," ujar Imam.