REPUBLIKA.CO.ID, HANOI - Vietnam pada Kamis (17/6) meminta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) agar mempercepat upaya vaksin COVAX saat infeksi harian negara itu mencapai rekor tinggi. Vietnam hampir sepanjang tahun lalu berhasil mencegah wabah. Namun wabah baru yang telah menginfeksi 8.914 orang sejak akhir April, atau 75 persen dari total kasus, memicu seruan kepada pemerintah Vietnam agar mempercepat program vaksinasi mereka.
WHO harus mempercepat pengiriman vaksin melalui inisiatif COVAX internasional, kata ketua Satgas COVID-19 Vietnam, Vu Duc Dam, saat pertemuan dengan direktur regional WHO untuk Pasifik Barat, Takeshi Kasai. Dam juga mendesak WHO untuk segera mendatangkan teknologi manufaktur vaksin, sehingga Vietnam dapat menjadi salah satu pusat produksi vaksin di kawasan tersebut.
WHO bulan lalu mengaku sedang meninjau usulan dari produsen vaksin rahasia di Vietnam untuk menjadi pusat teknologi vaksin Covid-19 berbasis mRNA di negara Asia Tenggara itu. Vietnam, yang berpenduduk sekitar 98 juta jiwa, telah menerima hampir empat juta dosis vaksin Covid-19, mayoritas berasal dari program COVAX.
Vaksinasi domestik Vietnam mulai berlangsung pada Maret. Sedikitnya 1,77 juta orang di Vietnam telah mendapatkan satu dosis vaksin Covid-19, sementara 72.325 telah mendapatkan dosis lengkap, menurut data resmi.
Dalam pertemuan terpisah pada Kamis, Dam meminta otoritas kesehatan Vietnam agar mempercepat pengujian dan vaksinasi serta memperketat kontrol di dalam fasilitas karantina guna meminimalisir infeksi silang.