REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di tengah kelesuan ekonomi akibat pandemi Covid-19, PT Pertamina Power Indonesia (PPI) atau dikenal dengan Subholding Pertamina Power & New Renewable Energy (PNRE) mampu membukukan laba bersih positif pada tahun 2020, yaitu sebesar 14 juta dolar AS. Nilai ini 9 persen lebih tinggi dibandingkan laba bersih tahun 2019.
Kinerja finansial dan operasional PPI stand alone secara umum positif. Pada kinerja finansial, pendapatan usaha yang dibukukan sebesar 2,1 juta dolar AS atau meningkat 371 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan signifikan ini dikontribusikan dari beroperasinya PLTBg Sei Mangkei dan PLTS Kwala Sawit dan Pagar Merbau.
“Tahun 2020 adalah tahun yang sangat menantang hampir bagi semua industri, di mana ekonomi secara global mengalami kelesuan akibat pandemi Covid-19. Namun patut disyukuri bahwa PNRE mampu membukukan laba bersih positif, bahkan lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Ini semua tidak terlepas dari kerja keras seluruh jajaran perwira PNRE,” ungkap Dannif Danusaputro, Chief Executive Officer PNRE, dalam siaran persnya.
Capaian positif juga ditunjukkan oleh kinerja operasional tahun 2020 di mana PNRE berhasil meningkatkan produksi listrik hingga 695 persen dibanding tahun sebelumnya. Kapasitas terpasang pembangkit listrik juga bertambah sebesar 8,02 MW yang dikontribusikan dari Pembangkit Listrik tenaga Biogas (PLTBg) Sei Mangkei, PLTBg Pagar Merbau, pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Dumai, PLTS Cilacap, serta PLTS SPBU Pertamina.
Kinerja operasi yang positif tersebut juga didukung dengan kinerja HSSE yang cemerlang. Pada tahun 2020, PNRE mencatatkan total 24.693.135 jam kerja aman tanpa kecelakaan. “Di bisnis energi yang berisiko tinggi, capaian kinerja HSSE tersebut wajib diapresiasi. PNRE berkomitmen tinggi untuk mewujudkan zero accident dalam operasionalnya,” tutur Dannif.
Sebagai bagian dari program Transformasi BUMN, pada Juni 2020 PPI diberi amanah untuk menjadi sub-holding Pertamina di bidang power dan new renewable energy (PNRE) yang visinya adalah memimpin transisi energi di Indonesia melalui inovasi energi bersih. Termasuk dalam sub-holding ini adalah Pertamina Geothermal Energy (PGE) dan Jawa Satu Power (JSP). Selain itu, PNRE memiliki sejumlah proyek-proyek pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT), antara lain PLTBg dan PLTS di sejumlah wilayah di Indonesia.
Proyek-proyek EBT yang sudah dioperasikan oleh PNRE antara lain PLTS Badak 4 MW, Operation & Maintenance (O&M) PLTBg Kwala Sawit dan Pagar Merbau, dan PLTBg Sei Mangkei sebesar 2,4 MW. Sedangkan beberapa proyek yang saat ini tengah berjalan antara lain PLTGU Jawa-1 dengan kapasitas 1.760 MW, PLTS RU IV Cilacap berkapasitas 1,3 MW, PLTS RU II Dumai dengan kapasitas 2 MW, PLTS Sei Mangkei dengan kapasitas 2 MW yang bertujuan untuk memasok kelistrikan bagi tenant yang berada Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei.
Untuk mendukung Bauran Energi Nasional 23 persen pada tahun 2025, PNRE berkomitmen untuk menjadi mitra pemerintah yang andal. Bukan itu saja, PNRE sangat terbuka untuk berkolaborasi dengan pihak mana pun yang memiliki komitmen yang sama untuk berinovasi melalui energi bersih.
“PNRE memiliki komitmen penuh untuk mendukung pencapaian target pemerintah Bauran Energi Nasional 23 persen pada tahun 2025. Dan kami yakin mampu menjadi pemimpin untuk mendorong proses transisi menuju energi bersih di Indonesia,” tutup Dannif.