REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG - Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un mengatakan negaranya perlu bersiap untuk dialog dan konfrontasi dengan Amerika Serikat (AS). Hal yang paling utama dilakukan, kata dia, untuk sepenuhnya siap menghadapi konfrontasi.
Kim membuat pernyataan terakhirnya pada pertemuan para pemimpin senior yang dimulai pekan ini di ibu kota Pyongyang. "Kita terutama untuk sepenuhnya siap menghadapi konfrontasi melindungi martabat negara kita dan kepentingannya untuk pembangunan independen serta untuk menjamin lingkungan yang damai dan keamanan Korut," tulis media pemerintah Korut KCNA dilansir laman BBC, Jumat (18/6).
Dia juga mengatakan Korut akan dengan tajam dan segera bereaksi terhadap setiap perkembangan dan berkonsentrasi pada upaya untuk mengambil kendali yang stabil atas situasi di semenanjung Korea. Komentar terakhir Kim datang beberapa hari setelah dia secara resmi mengakui bahwa Korut menghadapi kekhawatiran atas kekurangan pangan.
Komentar Kim juga menandai pertama kalinya dia secara langsung mengomentari pemerintahan Presiden AS Joe Biden. Korut sebelumnya telah menolak upaya pemerintah AS yang baru untuk menjalin komunikasi diplomatik.
AS telah meminta Korut menyerahkan senjata nuklirnya. Namun Pyongyang telah berulang kali menolak. Dewan Keamanan PBB pun telah memberlakukan sanksi ekonomi yang ketat terhadap negara Asia Timur itu karena uji coba nuklirnya.
Awal pekan ini para pemimpin dari negara-negara G7, termasuk Biden, meminta Korut untuk meninggalkan program nuklir dan misilnya dan melanjutkan dialog. Hubungan Kim dengan pemerintahan Biden sejauh ini penuh dengan ketegangan.
Sebelum pemilihan AS, Biden menyebut Kim sebagai "preman". Beberapa hari sebelum pelantikan Biden, Korut memamerkan kekuatan dengan parade militer besar-besaran yang memamerkan rudal baru.