Sabtu 19 Jun 2021 15:59 WIB

Kasus Covid-19 Melonjak, Pemkot Yogya Perketat PPKM Mikro

Pemkot Yogya akan maksimalkan patroli di tiap wilayah khususnya fasilitas umum

Rep: Silvy Dian Setiawan / Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Petugas memeriksa kelengkapan surat saat penyekatan di Wirobrajan, Yogyakarta.  Lonjakan kasus terkonfirmasi positif di DIY dalam sepekan ini sangat memprihatinkan dengan tambahan di atas 400-500 per hari. Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta menegaskan, protokol kesehatan efektif tekan penyebaran Covid-19.
Foto: Antara/Hendra Nurdiyansyah
Petugas memeriksa kelengkapan surat saat penyekatan di Wirobrajan, Yogyakarta. Lonjakan kasus terkonfirmasi positif di DIY dalam sepekan ini sangat memprihatinkan dengan tambahan di atas 400-500 per hari. Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta menegaskan, protokol kesehatan efektif tekan penyebaran Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Lonjakan kasus terkonfirmasi positif di DIY dalam sepekan ini sangat memprihatinkan dengan tambahan di atas 400 hingga 500 per hari. Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta menegaskan, protokol kesehatan efektif tekan penyebaran Covid-19.

Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan, diperlukan kesadaran dan kesungguhan dari seluruh masyarakat untuk disiplin menjalankan protokol kesehatan. Dengan dilakukan secara serentak dan terorganisasi, katanya, lonjakan kasus dapat ditekan.

"Jika ada yang tidak menjalankan protokol kesehatan dengan sungguh-sungguh, ya akan sia-sia. Sebab, untuk menghentikan sebaran Covid-19 harus dilakukan secara serentak, kompak dan terorganisasi. Jika tidak, maka tidak akan efektif," kata Heroe yang juga Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Kota Yogyakarta tersebut, Jumat (18/6) malam.

Pihaknya juga mengetatkan posko PPKM mikro yang ada di tingkat RT/RW dalam rangka membatasi aktivitas warga yang berpotensi menimbulkan kerumunan. Patroli di tiap wilayah juga dimaksimalkan agar pelaksanaan protokol kesehatan berjalan dengan baik, terutama di fasilitas umum, warung makan hingga tempat wisata.

"Dilakukan sweeping acak di tempat wisata, tempat parkir atau pencegatan kendaraan yang berasal dari zona merah untuk memeriksa kelengkapan surat-surat kesehatan terkait Covid-19. Di Malioboro ada beberapa bus yang dilarang menurunkan penumpang karena berasal dari zona merah dan tidak dilengkapi surat kesehatan bagi wisatawan," ujarnya.

Ia juga meminta warga agar membatasi mobilitas, terutama ke luar daerah. Walaupun diharuskan untuk bepergian dalam hal mendesak, surat kelengkapan bebas dari Covid-19 harus disertakan.

"Terlebih dari daerah zona merah, sehingga upaya untuk menjaga wilayah agar warga Kota Yogya menjalankan protokol kesehatan juga dijalankan oleh wisatawan yang berlibur atau bertamu atau bekerja di Kota Yogyakarta," jelasnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement