Sabtu 19 Jun 2021 16:41 WIB

Pasukan Israel Serbu Masjid Al-Aqsa dan Serang Jamaah

Pasukan Israel kembali menyerbu kompleks Masjid al-Aqsa di Yerusalem al-Quds.

Pasukan keamanan Israel dan jamaah Palestina bentrok di Kompleks Masjid al Aqsa di Yerusalem pada hari Jumat lalu (18/6).
Foto: CNN.com
Pasukan keamanan Israel dan jamaah Palestina bentrok di Kompleks Masjid al Aqsa di Yerusalem pada hari Jumat lalu (18/6).

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Pasukan Israel kembali menyerbu Kompleks Masjid al-Aqsa di Yerusalem al-Quds. Mereka juga menyerang warga Palestina yang mengutuk adanya pemukim yang menghina Nabi Muhammad SAW.

Pemukim sayap kanan Israel melakukan pawai atau demo melalui Yerusalem al-Quds yang diduduki pada Selasa lalu. Mereka melakukan demo untuk memperingati perebutan rezim dan pendudukan berikutnya atas Yerusalem Timur al-Quds pada 1967.

 

Dilansir di AhlulBayt News Agency, Sabtu (19/6), orang-orang Palestina memandang apa yang disebut pawai bendera ini sebagai tindakan yang provokatif. Para pemukim Israel seolah menunjukkan dominasi mereka atas wilayah yang diduduki.

 

Selama parade tersebut, mereka menghina Nabi Muhammad SAW dan memicu kemarahan di antara warga Palestina yang melakukan protes setelah shalat Jumat, di Kompleks Masjid al-Aqsa.

 

Protes itu disambut dengan perlakuan paksa dari pihak Israel. Menurut kantor berita Wafa, salah satu anak kecil dan seorang jurnalis wanita terluka akibat peluru karet yang ditembakkan oleh pasukan Israel ke para demonstran.

 

Di sisi lain, anggota Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan sembilan warga Palestina terluka dan empat lainnya ditangkap di Kompleks Masjid al-Aqsa pada hari itu.

 

Yordania, penjaga situs suci Muslim di Yerusalem al-Quds, mengutuk serangan Israel terhadap jamaah Palestina.

 

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Yordania, Daifallah al-Fayez, mengatakan tindakan polisi Israel merupakan pelanggaran yang mencolok terhadap kesucian Masjid al-Aqsa dan keselamatan jamaah.

 

Berminggu-minggu pelecehan dilakukan Israel terhadap warga Palestina di Yerusalem al-Quds. Mereka berupaya untuk mengambil alih tanah Palestina di lingkungan Sheikh Jarrah, diikuti oleh pengeboman Israel di Jalur Gaza yang terkepung.

 

Agresi Israel di Gaza yang dimulai pada 10 Mei telah menewaskan lebih dari 250 warga Palestina dan melukai lebih dari 1.900 lainnya, sebelum gencatan senjata mulai berlaku pada 21 Mei.

 

Pada hari yang sama, pasukan Israel menyerang protes mingguan anti-pemukiman di Desa Kafr Qaddum di Tepi Barat yang diduduki. Mereka menyerang para demonstran menggunakan gas air mata dan peluru karet.

 

Akibat hal ini, dua pemuda terkena peluru karet, sementara puluhan lainnya mengalami kesulitan bernapas akibat menghirup gas air mata.

 

Di Desa Beit Dajan, sebelah timur Kota Nablus, Tepi Barat yang diduduki, dua warga Palestina lainnya terluka oleh peluru karet sementara sejumlah lainnya menderita mati lemas akibat menghirup gas air mata 

 

Kala itu, pasukan Israel menyerang warga Palestina yang ambil bagian dalam protes mingguan menentang  pembangunan posko pemukiman di desa.

 

Di selatan Nablus, bentrokan meletus di pintu masuk Kota Beita antara pasukan Israel dan warga Palestina yang menyerukan penghapusan pos terdepan permukiman di Gunung Sobeih.

 

Bentrokan ini menyebabkan lima warga Palestina terkena peluru karet dan 42 lainnya menderita kesulitan bernapas karena menghirup gas air mata yang digunakan oleh pasukan Israel.

 

Lebih dari 600 ribu orang Israel tinggal di lebih dari 230 pemukiman yang dibangun sejak pendudukan Israel tahun 1967 di Tepi Barat dan Yerusalem Timur al-Quds.

 

Menurut hukum internasional, semua pemukiman Israel ini ilegal karena dibangun di atas tanah yang diduduki. Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mengutuk kegiatan pemukiman Israel di wilayah pendudukan dalam beberapa resolusi.  Zahrotul Oktaviani

 

https://en.abna24.com/news/israeli-forces-storm-al-aqsa-mosque-attack-worshipers_1151638.html?__cf_chl_jschl_tk__=3336c664445b3b263a094960a39d986e29e118fa-1624092970-0-AeEfCS7IvU106X00cgblObeSKa6U76h7FPKnRTnLnyML4kV1FRE9qgkA7ZPtdeqr7XuAZK__GA6KXQxjPqXhqKwBnpuqBN9_AydoXTTLXfPAzYKahzzSkOhrfdWaLDeyD1qHmOn7H0pQCTLOrUOWSqFOg33hUZiJkhicvuTrItOOkDFeOjEQexFatYGQ8APTW7EVVspScyeHNsjsAGUW4co5QUniVCkv19pPMkDjO4ViMsVrD5L35SHg88nbuvVUVRoR0Ht0DKDIIBKpolEf8_Bm2uJcfdstcZoC-nlQpv9-ww5MsN_aGmmqLr3MZP4ttoFUt6J8f6bC6T9aZK6aNnWewDh8_JBjO0CZwMKPj3v1-YgJjggsTKB-1zxPWru_mQNVogINYjQepNtZjFz9boBxfE22fCVNnzmiwsWo7BhE9709CVu20CngkX0DbD-KbkKPXJbaYvyhPuBxdwKlxQ9ozzmycWDoTa2Ae966fkwG

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement