REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian terus mendorong penggunaan pupuk berimbang bagi petani. Konsep pemupukan secara efektif, berimbang, dan efisien ini bisa meningkatkan produksi pertanian secara optimal. Beberapa petani milenial pun telah beralih ke penerapan pemupukan tersebut.
Kepala Balai Penelitian Tanah (Balittanah) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Ladiyani Retno Widowati, mengungkapkan bahwa pemupukan berimbang adalah pemberian pupuk ke dalam tanah dengan jumlah dan jenis hara sesuai dengan tingkat kesuburan tanah dan kebutuhan tanaman untuk mencapai hasil yang optimal.
“Jadi kalau kita bicara pemupukan berimbang artinya terpenuhi semua hara secara proporsional. Kita harus melihat tanaman membutuhkan apa dan kita harus tahu ketersediaan hara pada tanah berapa. Tidak semua hara harus ditambahkan, tambahkan yang kurang dan dibutuhkan. Lalu adanya kombinasi pupuk anorganik dengan pupuk organik, pupuk hayati, untuk mendapatkan produksi optimal,” katanya dalam keterangan resmi, dikutip Republika.co.id, Sabtu (19/6).
Beberapa petani milenial telah menerapkan konsep pemupukan berimbang. Salah satunya Pridiana Oskandar, seorang dokter gigi yang juga menekuni budi daya padi di Majalengka, Jawa Barat. Awalnya Pridiana melihat adanya pelandaian produksi pada lahan keluarganya yang seluas 1,5 hektare, sementara biaya tenaga kerja mengalami peningkatan. Gagasan untuk budi daya dengan pemupukan berimbang pun menjadi pilihan Pridiana.