REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah banyak orang sudah divaksinasi, banyak ilmuwan dan pakar kesehatan mulai bertanya kapan suntikan penguat (booster) diperlukan agar vaksinasi COVID-19 tetap efektif. Hingga saat ini, produsen dari tiga vaksin yang disetujui untuk digunakan di AS sedang mengerjakan dosis tambahan yang menurut beberapa CEO mungkin diperlukan dalam waktu satu tahun.
Akan tetapi, tampaknya waktu untuk mendapatkan suntikan penguat COVID-19 sebenarnya bisa bertahun-tahun lebih lama dari yang diperkirakan semula. Sementara studi tentang kemanjuran vaksin dari waktu ke waktu sedang berlangsung. Para ahli, seperti Paul Offit, MD, direktur Pusat Pendidikan Vaksin di Rumah Sakit Anak Philadelphia, percaya bahwa mungkin diperlukan tiga hingga lima tahun sebelum dosis tambahan diperlukan.
"Saya memperkirakan bahwa perlindungan akan berlangsung selama beberapa tahun. Perlindungan seperti yang saya definisikan, yaitu perlindungan terhadap penyakit parah hingga kritis," katanya dilansir di Best Life Online, Ahad (20/6).
Pakar top lainnya percaya bahwa meskipun booster pada akhirnya mungkin diperlukan, tidak cukup waktu untuk mengetahui seberapa cepat vaksin tambahan akan diperlukan. "Apakah itu akan menjadi dorongan reguler, atau mungkin hanya sekali setiap beberapa tahun, kami tidak tahu," ujar Anthony Fauci, MD, kepala penasihat COVID-19 Gedung Putih.
Menurut Fauci, para ahli kesehatan saat ini sedang melakukan studi untuk menentukan apa yang dibutuhkan dan pendekatan dorongan apa yang tepat. Banyak yang menyebut sifat virus yang berubah sebagai variabel yang menyulitkan untuk mengetahui kapan dosis berikutnya akan dibutuhkan.
"Mungkin terlalu dini untuk mengatakan dengan pasti apakah dosis kedua, dosis booster akan diperlukan pada musim gugur," kata Nirav Shah, MD, presiden Asosiasi Pejabat Kesehatan Negara Bagian dan Teritorial dan pejabat kesehatan utama Maine, AS.
"Tentu saja, pekerjaan yang lebih baik yang kita lakukan sekarang menurunkan kemungkinan varian bisa menyebar luas," katanya.
Namun, setiap kali booster akhirnya diluncurkan, beberapa penelitian menunjukkan bahwa mungkin tidak semua orang dalam populasi perlu menerimanya. Dua penelitian terbaru menemukan bahwa orang yang menerima vaksin COVID dan sebelumnya terinfeksi virus dapat melihat kekebalan yang bertahan selama bertahun-tahun.
Para peneliti mengatakan bahwa pada akhirnya hal yang diperlukan untuk menjaga orang tetap aman dari ancaman yang terus berkembang. "Kita harus dipandu oleh epidemiologi dan apa yang terjadi dengan virus dan seperti yang harus kita lakukan tahun lalu, kita harus terus beradaptasi berdasarkan apa yang terjadi," kata Robert Atmar, MD, ahli penyakit menular dari Baylor Vaccine Research Center.