Ahad 20 Jun 2021 15:13 WIB

Isolasi Mandiri Terpantau Kurangi Tingkat Stres Nakes

Nakes cenderung stres apabila rumah sakit dibanjiri pasien Covid-19

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: A.Syalaby Ichsan
Isolasi mandiri pasien Covid-19
Foto: Republika
Isolasi mandiri pasien Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) menyampaikan, Covid-19 ramai lagi maka jangan terperosok masuk lubang yang sama. Belajar dari pengalaman lalu, psikotrauma yang ditimbulkan oleh Covid-19 banyak mengenai tenaga kesehatan (nakes) dan masyarakat.

Presidium MER-C dr Yogi Prabowo, mengatakan, nakes cenderung stress apabila  rumah sakit (RS) dibanjiri oleh pasien Covid-19. Mereka pun sering terbawa situasi panik dan irasional. "Adanya media sosial berkontribusi menyebarkan keresahan dan ketakutan terhadap Covid-19 ini sehingga masyarakat juga akan panik," kata Yogi melalui pesan tertulis kepada Republika, Ahad (20/6). 

Ia menerangkan, salah satu indikatornya adalah angka okupasi tempat tidur RS dan penuhnya IGD atau kegagalan tutupnya IGD dan RS akibat nakesnya banyak tertular. Menurut dia, hal tersebut tentu saja akan menyebabkan gagal pelayanan terhadap masyarakat. 
 
Menurut dia, masalah  ini disebabkan kurangnya manajemen kontrol komunitas dalam hal disaster triage dan distribusi pasien Covid-19. Kontrol komunitas bukan hanya terpaku pada tracing, testing dan treatment (3T) dan lockdown saja. Tapi juga manajemen massal korban dan upaya mitigasi. 
 
"Satu yang dilupakan adalah isolasi mandiri terpantau (Isomantau), yang sudah terbukti aman dan nyaman bagi pasien dan nakes," ujarnya.
 
Yogi mengatakan, memang ada kriteria yang harus dipenuhi untuk tempat isolasi. Tetapi upaya mitigasi itu dinamis bisa dilakukan di berbagai pengaturan tempat. Ia menerangkan, kalau rumah memiliki dua lantai, maka Isomantau bisa dilakukan di lantai dua. Kalau rumahnya tidak dua lantai, maka bisa melakukan Isomantau di dalam kamar. Sebaiknya kamar yang memiliki jendela dan yang melakukan Isomantau harus selalu memakai masker.
 
"Secara psikologi, anda akan merasa lebih nyaman, bisa dekat dengan keluarga, bisa masak mie, bisa ngopi bahkan bisa berjemur. Dan yang lebih penting adalah viral load atau kadar virus di ruangan tersebut akan lebih rendah ketimbang di RS di mana banyak pasien Covid-19," jelasnya.
 
Yogi mengatakan, untuk memantau perkembangan kesehatan pasien, maka laporkan ke RS atau fasilitas kesehatan terdekat dengan WA atau video call. Jaga kesehatan fisik, minum vitamin, cukup istirahat, jaga kesehatan psikis. Kalau ada perburukan baru ke RS atas instruksi dokter.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement