Ahad 20 Jun 2021 16:18 WIB

Ada Gangguan Atmosfer, Curah Hujan di Ciayumajakuning Naik

Masyarakat diimbau untuk mewaspadai potensi hujan yang disertai petir dan angin.

Rep: Lilis Handayani/ Red: Dwi Murdaningsih
Hujan dan petir, ilustrasi
Foto: Antara
Hujan dan petir, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MAJALENGKA – Curah hujan di wilayah Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan) mengalami peningkatan dalam beberapa hari terakhir. Masyarakat diimbau untuk mewaspadai potensi hujan yang disertai petir dan angin kencang.

Forecaster Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kertajati, Kabupaten Majalengka, Ahmad Faa Izyn, menjelaskan, hujan yang sering turun dalam beberapa hari terakhir ini disebabkan gangguan atmosfer yang bersifat sementara.

Baca Juga

Gangguan itu berupa adanya perlambatan kecepatan angin di wilayah Jawa Barat. Hal tersebut didukung pula dengan kondisi kelembapan udara yang cukup tinggi di atmosfer serta suhu muka laut yang hangat di perairan utara Jawa Barat.

"Sehingga mendukung pertumbuhan awan-awan hujan yang signifikan sehingga beberapa hari terakhir sering terjadi hujan yang hampir merata di wilayah Jawa Barat maupun di pulau Jawa,’’ kata pria yang akrab disapa Faiz itu, kepada Republika.co.id, Ahad (20/6).

Faiz menambahkan, hujan yang sering turun itu masih masih berpotensi terus terjadi hingga tiga hari kedepan. Sedangkan intensitasnya bervariasi, mulai ringan hingga lebat.

‘’Dapat pula disertai petir dan angin kencang. Masyarakat harus waspada,’’ ucap Faiz.

Faiz menyebutkan, dalam tiga hari terakhir, di wilayah Ciayumajakuning hujan turun dengan intensitas ringan hingga sedang. Untuk curah hujan ringan, rata-rata 1 - 20 mm per hari. Sedangkan curah hujan sedang rata-rata 20 - 50 mm per hari.

Faiz menambahkan, definisi musim kemarau memang bukan berarti tidak ada hujan sama sekali. Menurutnya, hujan masih tetap ada dengan jumlah curah hujan di bawah 150 mm per bulan.

Khusus untuk wilayah Kabupaten Indramayu, prakiraan jumlah curah hujan bulanan pada Juni ini mencapai 50 - 100 mm per bulan, Juli 20 - 50 mm per bulan dan Agustus 0 - 20 mm per bulan. Adapun prakiraan sifat hujan bulanan, pada Juni ini masih normal, Juli sifatnya di bawah normal dan Agustus bawah normal - atas normal.

"Untuk puncak musim kemarau diprakirakan terjadi pada Agustus,’’ kata Faiz.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement