REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sebanyak 10 juta dosis bahan baku (bulk) vaksin Sinovac kembali tiba di Indonesia. Tambahan pasokan bahan baku vaksin ini akan digunakan untuk mendukung program vaksinasi nasional.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap, kedatangan 10 juta dosis bahan baku vaksin Sinovac ini dapat memperkuat upaya pemerintah dalam mempercepat program vaksinasi nasional.
"Vaksin-vaksin ini diharapkan akan memperkuat upaya pemerintah dalam mempercepat program vaksinasi nasional sehingga kekebalan komunal bisa segera tercapai," kata Jokowi melalui media sosial Instagram-nya, Ahad (20/6).
Jokowi mengatakan, pemerintah akan terus berupaya untuk menekan laju penyebaran Covid-19, salah satunya dengan mengamankan pasokan vaksin. Dengan tambahan 10 juta dosis vaksin pada hari ini, maka Indonesia telah menerima 104.728.400 dosis vaksin dari Sinovac, AstraZeneca, dan juga Sinopharm.
Presiden juga mengingatkan agar masyarakat dapat mematuhi protokol kesehatan secara ketat dan disiplin. "Tetaplah menghindari kerumunan, menjaga jarak, dan tetap memakai masker. Semoga kita selalu dalam lindungan Tuhan Yang Maha Kuasa dan pandemi ini dapat kita kendalikan," ucap dia.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Oscar Primadi mengatakan, pemerintah akan terus berupaya mengamankan sekitar 426,8 juta dosis vaksin Covid-19. Upaya ini dilakukan melalui berbagai cara baik pendekatan bilateral, multilateral, maupun pengembangan dari dalam negeri.
Kedatangan ini merupakan kedatangan vaksin yang ke-17 dari keseluruhan vaksin yang didatangkan pemerintah. Dengan tambahan 10 juta dosis vaksin ini, maka jumlah total keseluruhan vaksin yang telah diterima Indonesia mencapai 104.728.400 dosis.
"Tentunya dengan adanya kedatangan ini kita terus berupaya untuk dapat melakukan distribusi dan kemudian melakukan program vaksinasi ini agar berjalan dengan baik dan kita jamin," tambah Oscar.
Secara rinci, Indonesia telah menerima vaksin CoronaVac dari Sinovac sebanyak 94.500.000 dosis, AstraZeneca sebanyak 8.228.400 dosis, dan Sinopharm sebanyak 2 juta dosis.
Seluruh vaksin yang disediakan pemerintah secara gratis ini telah teruji dari sisi pemenuhan, aspek keamanan, aspek efikasi, maupun dari mutunya. Hal ini ditandai dengan adanya penerbitan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) untuk vaksin-vaksin tersebut.