REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI -- Pemimpin Kota Hong Kong Carrie Lam mengatakan strategi Hong Kong untuk memperkuat statusnya sebagai pusat keuangan global adalah dengan memperkuat integrasi dengan China Darat. Lam menambahkan Beijing telah membantu memperbaiki 'stabilitas' kota.
Pada Ahad (20/6) dalam sebuah forum finansial di Beijing, Lam mengatakan membuka dan berkontribusi dalam reformasi keuangan China akan menjadi suntikan baru bagi perekonomian Hong Kong. Hal itu membuat banyak investor non-China di Hong Kong khawatir. Sebab, mereka sudah melihat kebebasan dan hak-hak asasi yang diberikan kota semi otonom tersebut hilang usai Beijing memberlakukan undang-undang keamanan nasional untuk merespon unjuk rasa massal pada 2019. Pasalnya Hong Kong pernah memiliki otonomi yang besar dari Beijing.
Hal itu termasuk memiliki sistem peradilan yang independen sehingga kota itu berkembang menjadi pusat keuangan dunia. Sebagian besar investor masih menilai akses ke pasar China yang sangat besar sangat penting tapi ada sebagian yang mempertimbangkan ulang keberadaan mereka di Hong Kong.
Lam mengatakan Hong Kong dapat berperan penting dalam mempromosikan pembangunan finansial China. Hal itu seperti memfasilitasi upaya menjadikan yuan sebagai mata uang internasional, membantu perusahaan-perusahaan China daratan dan menyediakan tempat bebas pajak offshore bagi uang China.
"Hong Kong tidak pernah berhenti mereformasi dan membuka, menyediakan modal, teknologi dan talenta," kata Lam.
"(Kami) kami akan memenuhi kebutuhan China sementara menyuntikan kekuatan baru ke perekonomian China," ujarnya.
Lam mengatakan Hong Kong akan mendorong kesempatan yang diciptakan rencana China untuk mengintegrasi Hong Kong, Makau dan sebagian zona pembangunan di Guangdong.