Senin 21 Jun 2021 13:06 WIB

Antam Impor Emas Untuk Kejar Target Penjualan Logam Mulia

Antam menargetkan penjualan emas tahun ini mencapai 18 ton.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Karyawan menunjukan emas batangan di Butik Emas Antam, Kebon Sirih, Jakarta (ilustrasi)
Foto: GALIH PRADIPTA/ANTARA
Karyawan menunjukan emas batangan di Butik Emas Antam, Kebon Sirih, Jakarta (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Aneka Tambang (Antam) mengaku melakukan impor bahan baku logam mulia emas untuk memenuhi permintaan pasar yang saat ini sedang diminati masyarakat.

SVP Corporate Secretary Antam, Yulan Kustiyan menjelaskan tahun ini perusahaan mentargetkan penjualan emas bisa mencapai 18 ton. Hal ini untuk menjawab tingginya minat masyarakat yang berinvestasi di logam mulia emas.

Baca Juga

"Dapat disampaikan Antam menargetkan penjualan emas sebesar 18 ton pada tahun 2021 ini," ujar Yulan kepada Republika.co.id, Senin (21/6).

Yulan menjelaskan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku pembuatan logam mulia emas ini perusahaan melakukan dua skema. Pertama, kebutuhan bahan baku emas dipasok dari produksi tambang yang dimiliki Antam saat ini yaitu di Pongkor dan Cibaliung.

"Antam memaksimalkan produksi tambang Pongkor dan Cibaliung untuk pasokan bahan baku Pabrik Pengolahan dan Pemurnian UBPP Logam Mulia untuk pasokan dalam negeri," ujar Yulan.

Meski tak merinci berapa kapasitas produksi dua tambang tersebut, namun Yulan menjelaskan untuk bisa memenuhi target penjualan 18 ton tersebut perusahaan perlu tambahan pasokan dari impor.

"Untuk mendukung pasokan bahan baku emas, Antam juga melakukan impor gold casting bar dari Singapura. Emas casting bar yang diimpor Antam masuk ke golongan emas non-monetary," ujar Yulan.

Yulan menjelaskan perusahaan melakukan impor bahan baku emas tersebut yang kemudian diolah perusahaan di pabrik pemurnian dan pengolahan emas milik perusahaan. Bahan baku inilah yang kata Yulan kemudian menjadi produk produk seperti logam mulia produksi Antam saat ini.

"Emas ini dalam bentuk bongkah, ingot atau batang tuangan. Emas ini tidak diperjual belikan secara langsung, tapi digunakan Antam sebagai bahan baku yang kemudian dilebur dan diolah kembali menjadi produk hilir emas (minting bar) dengan teknologi certi eye dengan pecahan 0,5 – 100 gram, serta varian lain seperti gift series, emas seri batik dan lain sebagainya yang dibuat di pabrik pengolahan dan pemurnian UBPP Logam Mulia," ujar Yulan.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement