Senin 21 Jun 2021 23:12 WIB

Cerita Nahas Warga Soal RS Penuh dan Pasien Meninggal

Yang dibutuhkan warga sakit adalah pertolongan pertama di rumah sakit yang terdekat.

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Agus Yulianto
Petugas Dinas Pemadam Kebakaran Kota Cimahi menyemprotkan cairan disinfektan di lingkungan RSUD Cibabat, Jalan Jend H Amir Machmud, Kota Cimahi, Rabu (12/8). Penyemprotan tersebut bertujuan untuk menekan penularan Covid-19 di lingkungan rumah sakit tersebut.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Petugas Dinas Pemadam Kebakaran Kota Cimahi menyemprotkan cairan disinfektan di lingkungan RSUD Cibabat, Jalan Jend H Amir Machmud, Kota Cimahi, Rabu (12/8). Penyemprotan tersebut bertujuan untuk menekan penularan Covid-19 di lingkungan rumah sakit tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Endang, warga RW 01, Desa Jelegong, Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung meregang harus nyawa setelah sebelumnya mengalami muntah darah dan sakit maag akut yang dideritanya. Dia sempat dilarikan ke beberapa rumah sakit di wilayah Kota Cimahi untuk mendapatkan perawatan, tapi akhirnya meninggal dunia. 

Beberapa rumah sakit yang didatangi pada Sabtu (19/6) kemarin sejak pukul 20.00 Wib hingga pukul 23.00 Wib, yaitu Rumah Sakit Cibabat, Rumah Sakit Avisena dan Rumah Sakit Dustira, ruang IGD yang ada dinyatakan penuh. Kondisi tersebut membuat yang bersangkutan belum mendapatkan pertolongan medis.

Setelah mendatangi ke sejumlah rumah sakit, Endang akhirnya bisa ditangani di Rumah Sakit Unggul Karsa Medika di Taman Kopo Indah, Kabupaten Bandung sekitar pukul 23.30 Wib. Namun, situasi ruang IGD di rumah sakit tersebut pun penuh. Tidak lama setelah mendapatkan perawatan, ia pun  meninggal dunia.

"Kami mendapati di tiap rumah sakit di IGD deadline, jadi ada beberapa juga (pasien) yang menunggu untuk penanganan IGD dengan kurang lebih penyakit yang sama karena belum didiagnosa positif (Covid-19)," ujar Sekretaris Desa Jelegong, Dian Farid saat dikonfirmasi, Ahad (20/6).