REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Industri kreatif lokal mulai membidik pasar mainan action figure untuk karakter-karakter superhero asli Indonesia. Seperti yang dilakukan PT Royal Kreasi Cemerlang (RKC) yang membuat action figure karakter BIMA-S.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, mengatakan, pemerintah saat ini mendukung mengembangkan ekosistem ekonomi digital terutama yang berawal dari animasi lalu diaplikasikan ke dalam industri mainan.
Ia berharap, peluncuran mainan BIMA-S dapat menginspirasi intellektual property lainnya untuk bergerak terus membangun ekosistem. “Kami sedang menyelesaikan Peraturan Pemerintah tentang kekayaan intelektual yang bagian dari pada turunan Undang-undang Ekonomi Kreatif, sehingga nanti lebih banyak lagi yang menyusul BIMA-BIMA untuk memastikan bahwa kita juga bisa menjadi tuan rumah dinegeri sendiri,” kata Sandiaga dalam keterangannya, Senin (21/6).
Sandi optimis, suatu saat BIMA-S bukan hanya trekenal di Indonesia tetapi juga di mancanegara dan animasi karya anak bangsa bisa berbicara banyak di tingkat di dunia.
“Bukan hanya Micky Mouse atau Avenger, tapi BIMA-S juga bisa ikut nanti bersaing dengan yang besar-besar seperti Marvel, DC Comic. Mudah-mudahan, ini mimpi saya,” ujarnya.
Chief Executive Office RKC, Stephen Sutjiadi mengatakan, peluncuran action figure BIMA-S ini bertujuan untuk meningkatkan minat pasar dalam negeri terhadap mainan dan sosok superhero lokal. Menurutnya, peluncuran BIMA-S dalam bentuk mainan action figure telah lama dinantikan para penggemarnya.
BIMA-S sendiri pertama kali muncul di serial animasi yang ditayangkan stasiun televisi nasional RCTI. Serial dari MNC Animation cukup mencuri perhatian publik khususnya para penggemar super hero dari kalangan anak-anak hingga generasi millennial.
“Setelah hadir dalam bentuk animasi, kami ingin mengajak para penggemarnya merasakan pengalaman baru melalui action figure BIMA-S yang hadir dilengkapi aksesoris lainnya seperti topeng, pedang, dan armor,” ujar Stephen.
Sejauh ini, ia menilai antusiasme pasar sangat baik. Masyarakat Indonesia masih sangat menerima terhadap intellectual property buatan Indonesia beserta produk-produk terapannya.
"Terbukti sampai hari ini, rangkaian mainan BIMA-S sudah terpesan hampir 1 juta pieces, dan kami harapkan sampai dengan akhir tahun bisa mencapai 2 juta pieces. Tentunya hal ini sangat menggembirakan,” ungkapnya.
Sebagai produk baru, BIMA-S seperti halnya produk mainan buatan RKC lainnya, memiliki kualitas dan standar keamana yang baik. Ia mengatakan, RKC mengedepankan 4 aspek utama dalam setiap produk yang diluncurkannya, yaitu ramah lingkungan, aman digunakan, aman bagi anak dan balita, serta tersertifikasi SNI.
Stephen berharap, peluncuran ini dapat menjadi jawaban atas keresahan publik khususnya para pelaku industri kreatif yang ingin menjadikan industri mainan Indonesia beserta berbagai kekayaan intelektual yang ada di dalamnya sebagai tuan rumah di negeri sendiri.
“Kami berharap terobosan yang dilakukan di tengah pandemi ini dapat memicu bangkitnya kembali industri kreatif nasional serta dapat membuktikan bahwa mainan dalam negeri masih sangat diminati," ujarnya.
Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih mengapresiasi peluncuran produk mainan BIMA-S yang diproduksi sendiri oleh produsen dalam negeri.
Ia berharap action figure BIMA-S menjadi mainan yang laku dipasaran sejalan dengan tren positif industri mainan yang mulai tumbuh kembali. “Kemampuan industri mainan anak di dalam negeri tidak kalah. Melihat ekspor naik terus dari tahun 2017 hingga tahun 2019 dan sedikit menurut pada tahun 2020 karena adanya pandemi,” kata dia.