REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Tempat tidur bagi pasien Covid-19 di rumah sakit (RS) di Kabupaten Indramayu sudah mengalami penambahan. Meski demikian, tempat tidur itu kembali nyaris penuh karena kasus Covid-19 yang terus meningkat.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, jumlah tempat tidur bagi pasien Covid-19 di sembilan RS di Kabupaten Indramayu pada Senin (21/6) mencapai 324 tempat tidur. Jumlah itu sudah meningkat dibandingkan sehari sebelumnya yang hanya tersedia 317 tempat tidur.
Meski sudah dilakukan penambahan, tetapi tempat tidur yang kini tersedia sudah kembali nyaris penuh. Dari 324 tempat tidur yang tersedia, kini sudah terisi 315 tempat tidur. Itu berarti, tempat tidur yang kosong hanya tersisa sembilan tempat tidur.
Adapun sembilan tempat tidur bagi pasien Covid-19 yang masih tersedia itu tersebar di RSUD MA Sentot sebanyak tiga tempat tidur, RSUD Indramayu lima tempat tidur dan RS MIS Krangkeng satu tempat tidur.
Sementara pada Ahad (20/6), dari 317 tempat tidur yang tersedia, ada 300 tempat tidur yang telah terisi. Karenanya, ada 17 tempat tidur yang tersisa.
‘’Kasus terkonfirmasi positif Covid-19 mengalami peningkatan,’’ ujar Jubir Satgas Covid-19 Kabupaten Indramayu, Deden Bonni Koswara.
Deden menyebutkan, pada Senin (21/6), terdapat peningkatan 153 kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Indramayu. Dengan penambahan itu, maka total kasus terkonfirmasi menjadi 9.948 kasus.
Selain kasus terkonfirmasi yang meningkat, kematian pasien Covid-19 juga cukup tinggi. Hari ini, terdapat penambahan 13 pasien Covid-19 yang meninggal dunia. Dengan penambahan itu, maka jumlah total kematian akibat Covid-19 mencapai 276 orang.
Deden mengakui, akhir-akhir ini kondisi pasien Covid-19 di Kabupaten Indramayu cepat sekali memburuk dan akhirnya meninggal dunia. Ketika ditanyakan apakah di Kabupaten Indramayu sudah menyebar varian Covid-19 yang baru, Deden tidak bisa memastikannya.
‘’Memang kecurigaan ada, tapi tidak bisa langsung diambil kesimpulan karena harus dilakukan pemeriksaan WGS (Whole Genum Sequencing). Dan WGS di Indonesia masih jarang, hanya difokuskan untuk kabupaten/kota tertentu, seperti Kudus dan Bangkalan,’’ kata Deden.