REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satu tahun lebih telah berlalu sejak pandemi virus corona (Covid-19) pertama kali muncul di Kota Wuhan, Cina, dan menyebar ke seluruh dunia. Hingga kini, pemerintah di setiap negara dipaksa untuk memutar otak menangani pandemi, mulai dari pembatasan wilayah (lockdown) hingga melakukan vaksinasi.
Namun, virus ini nampaknya lebih kuat dari yang dibayangkan. Mereka telah bermutasi menjadi puluhan varian baru yang terlahir dari virus Sars-Cov-2. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengumumkan daftar nama baru varian virus corona Sars-Cov-2 yang terdeteksi di berbagai negara.
Ada Alpha dari Inggris, Beta dari Afrika Seelatan, Gamma dari Brasil, Delta dari India, Epsilon dari Amerika Serikat, dan masih banyak lagi. Setiap varian itu memiliki karakter yang berbeda dan telah menyebar ke berbagai negara di dunia. Kan tetapi kehidupan harus tetap berjalan, berbagai aktivitas dipaksa untuk mematuhi protokol kesehatan yang sudah diatur demi mencegah penyebaran virus.
Pertandingan sepak bola merupakan salah satu kegiatan yang biasanya melibatkan banyak orang. Lumrah jika penonton akan memenuhi tribun untuk memberikan dukungan langsung kepada tim jagoannya. Sejak pandemi merebak, kegiatan sepak bola berjalan tanpa penonton di stadion. Dan berkat penanganan yang tepat, semua itu kembali normal secara perlahan.
Kejuaraan Piala Eropa (Euro) 2020 yang sempat ditunda, kini sudah memasuki pekan kedua ketika dimulai pada 12 Juni 2021 lalu. Ada pemandangan tak biasa yang telah hilang selama satu tahun belakangan, yaitu kehadiran ribuan penonton di stadion. Itu terjadi setelah Asosiasi Sepak Bola Eropa (UEFA) memutuskan membuka pintu stadion untuk penonton dengan kapasitas dan aturan berbeda.
Amsterdam (Belanda), Bucharest (Rumania), Kopenhagen (Denmark), Glasgow (Skotlandia), dan London (Inggris) mengonfirmasi kapasitas penonton sebanyak 25 persen hingga 33 persen. Saint Petersburg (Rusia) dan Baku (Azerbaijan) mengalokasikan kapasitas 50 persen dan yang paling berani adalah Budapest (Hungaria) dengan 100 persen kapasitas penonton.
Stadion Puskas Arena, Budapest, menjadi satu-satunya yang membiarkan tribun penonton penuh. Bahkan terlihat dari layar kaca tidak satu pun dari mereka yang mengenakan masker dan menjaga jarak. Gemuruh dari penonton yang hadir tentu menciptakan atmosfer berbeda di lapangan. Suasana yang sangat dirindukan para pecinta sepak bola di seluruh dunia.
Wajar negara berpenduduk 9,8 juta jiwa itu berani melangkah sejauh itu karena mereka telah menjalankan program vaksinasi secara masif. Pemerintah setempat sudah memberi vaksinasi kepada sebanyak 5,3 juta penduduknya menjelang Euro 2020.
Hanya orang-orang yang telah divaksin yang diperbolehkan datang ke stadion dan penggemar tim tamu yang hadir ke Budapest harus dinyatakan negatif virus corona dalam tes PCR menjelang kick-off. Lalu bagaimana dengan Indonesia?
Negara dengan jumlah penduduk lebih dari 271 juta jiwa ini masih jauh dari kata 'berhasil' dalam menangani pandemi virus corona. Bahkan dari total sasaran vaksinasi oleh Kementerian Kesehatan RI kepada 40 juta jiwa, baru 23 juta jiwa yang menerima vaksin dosis pertama dan 12 juta jiwa untuk vaksin dosis kedua.
Artinya, hanya 11 dari 100 penduduk sasaran vaksinasi yang sudah dapat satu dosis vaksin. Dan di tengah upaya penanganan ini, muncul berbagai varian baru yang kebal terhadap vaksin. Banyak orang yang sudah menerima vaksin tetap terpapar virus corona.
Sebab itu, Indonesia yang sebentar lagi akan kembali menggelar kompetisi sepak bola yang telah vakum selama satu tahun, kemungkinan besar tidak akan mengizinkan penonton hadir ke stadion. Harap bersabar.