REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Menteri-menteri luar negeri Uni Eropa (UE) akan menyetujui serangkaian sanksi baru terhadap sejumlah pejabat Belarusia. Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan, blok itu juga mempersiapkan serangkaian langkah yang bertujuan memukul perekonomian negara itu.
Uni Eropa menerapkan banyak sanksi ke Belarusia sejak Presiden Alexander Lukashenko terpilih untuk keenam kalinya pada Agustus tahun lalu. Blok 27 negara anggota itu yakin, Lukashenko mencurangi pemilihan umum.
Sanksi-sanksi yang diterapkan Uni Eropa mengincar orang-orang yang dituduh melakukan kecurangan dalam pemilu. Kemudian, disusul sanksi-sanksi pada orang yang bertanggung jawab atas brutalitas polisi terhadap unjuk rasa yang menentang hasil pemilu.
"Kami akan menyetujui paket sanksi baru, paket yang lebih besar," kata Borrell kepada wartawan saat tiba di Lukesmburg untuk mengetuai rapat menteri-menteri luar negeri Uni Eropa.
Ia mengatakan, pembekuaan aset dan larangan terbang akan menghantam sekitar 86 orang dan organisasi Belarusia. Para diplomat mengatakan, sejumlah orang yang menjadi target sanksi terlibat dalam insiden maskapai Ryanair bulan.
Saat itu, Belarusia memaksa pesawat maskapai Irlandia tersebut untuk mendarat di Minsk dengan alasan ancaman bom di dalam pesawat. Belarusia menangkap jurnalis Raman Pratasevich yang berada dalam penerbangan Yunani-Lithuania.
Uni Eropa sudah melarang maskapai Belarusia untuk terbang di wilayah negara-negara Uni Eropa dan mendarat di bandara-bandaranya. Borrell mengatakan, para menteri luar negeri juga sedang menyiapkan sanksi ke Belarusia untuk disahkan dalam pertemuan pemimpin Uni Eropa pada Kamis (25/6) mendatang.
"Ini akan menyakitkan, menyakiti perekonomian Belarusia cukup keras," katanya.
Tampaknya salah satu langkah yang diambil adalah melarang ekspor bahan baku pupuk, ekspor industri tembakau, dan minyak mentah. "Kami tidak lagi hanya menjatuhkan sanksi individu, mulai sekarang kami juga akan menerapkan sanksi sektoral," kata Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas.
"Artinya, mulai sekarang kami akan bekerja dalam bidang ekonomi yang berdampak besar pada rakyat Belarusia dan pemasukan rezim," ujarnya menambahkan.
Maas mengatakan, 27 negara anggota Uni Eropa mendukung sanksi-sanksi tersebut. "Kami sangat, sangat untuk tidak mengalah, tidak hanya hari ini, tidak ada yang dapat mengubah hal ini dalam beberapa pekan dan bulan ke depan, katanya.