REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Realisasi penyerapan anggaran Kementerian Pertanian (Kementan) hingga Jumat (18/6) pekan lalu baru mencapai 23,95 persen dari total alokasi pagu tahun ini sebanyal Rp 19,80 triliun. Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mengatakan, pihaknya akan mulai melakukan percepatan penyerapan agar penggunaan anggaran dapat optimal.
"Dengan outstanding kontrak anggaran yang ada sebanyak Rp 1,75 triliun dan upaya percepatan, realisasi penyerapan anggaran sampai Juni diharapkan mencapai 40 persen," kata Syahrul dalam Rapat Kerja bersama Komisi IV DPR, Senin (21/6).
Ia mengatakan, percepatan penyerapan anggaran akan terus dilakukan hingga bulan Agustus mendatang. Dengan begitu, penggunaan anggaran Kementan pada tahun ini bisa sesuai harapan.
Syahrul menyampaikan, dengan realisasi penyerapan anggaran saat ini, sudah terdapat beberapa capaian dalam target-target program pengembangan komoditas pangan. Di subsektor tanaman pangan, misalnya, khusus pengembangan komoditas padi, misalnya, realisasi penanaman telah mencapai 881.984 hektare (ha) dari target pengembangan 2,5 juta ha. Jagung mencapai 479.326 ha dari total target 1,7 juta ha sedangkan kedelai baru mencapai 42.675 ha dari target tahun ini 400 ribu ha.
Contoh lain, di hortikultura pengembangan kawasan bawang merah mencapai 668 ha dari target 3.980 ha serta kawasan aneka cabai tercapai 1.568 ha dari target Kementan seluas 5.025 ha.
Adapun, pada tahun 2022 mendatang, Syahrul menyampaikan Kementan telah menyusun lima rencana program utama yang telah dijabarkan dalam bentuk teknis.
Di antaranya yakni program ketersediaan, akses, dan konsumsi pangan berkualitas dengan pagu anggaran Rp 6,58 triliun. Program nilai tambah dan daya saing industri dengan anggaran Rp 1,72 triliun. Program riset dan inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi Rp 340 miliar. Program pendidikan dan pelatihan vokasi sebanyak Rp 770 miliar, serta program dukungan manajemen dengan total anggaran Rp 5,09 triliun.