Polda Jatim Kawal Penguatan PPKM Mikro Tekan Covid-19
Red: Muhammad Fakhruddin
Polda Jatim Kawal Penguatan PPKM Mikro Tekan Covid-19 (ilustrasi). | Foto: ANTARA/SISWOWIDODO
REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Kepolisian Daerah Jawa Timur akan mengawal penguatan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro mulai 22 Juni 2021 hingga 5 Juli 2021 untuk menekan angka COVID-19 di daerah ini.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Gatot Repli Handoko mengatakan pengawalan tersebut untuk menekan laju penyebaran COVID-19 yang sedang naik di sejumlah daerah di provinsi ini. Nanti akan ada razia untuk mendisiplinkan masyarakat dalam menerapkan prokes. "Kami akan melibatkan Satpol PP dan dibantu TNI/Polri," ujarnya, Senin (21/6).
Dia mengatakan dalam mengawal penerapan penguatan PPKMmikro semua kebijakan akan mengacu zonasi dari masing-masing RT/RW. Jika RT/RW itu statusnya zona merah, kata dia, maka akan diterapkan mikro lockdown.
Selain itu, pihaknya akan memberi bantuan kepada masyarakat yang sedang melakukan isolasi mandiri. Nanti akan ada penyekatan mobilitas masyarakat di tingkat mikro bagi RT/RW yang statusnya 'zona merah' atau tingkat penyebarannya tinggi.
Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menerbitkan Instruksi Mendagri Nomor 13/2021 terkait Perpanjangan PPKM Mikro. Berbeda dari aturan PPKM sebelumnya, pada instruksi ini pemerintah banyak mengatur berkaitan dengan pembatasan di daerah-daerah berzona merah.
Di antaranya, RT berzona merah harus menutup tempat bermain anak dan tempat umum lain secara proporsional. Selain itu, pemberlakuan bekerja dari rumah atau work from home(WFH)sebanyak 75 persen untuk kabupaten/kota berzona merah.Termasukkegiatan belajar tatap muka di wilayah tersebut ditiadakan atau 100 persen dilakukan secara daring.
Kemudian tempat ibadah diminta untuk ditutup dan masyarakat beribadah di rumah masing-masing. Sisanya masih diatur seperti sebelumnya, antara lain mal diperbolehkan tetap buka sampai pukul 21.00 WIB dengan kapasitas 50 persen.
Kemudian restoran boleh buka dengan kapasitas 50 persen serta kegiatan seni, sosial, dan budaya diperbolehkan dibuka dengan kapasitas 25 persen.