Covid-19 Yogya Naik Lebih 300 Persen, Dicurigai Varian Baru
Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Karikatur opini | Foto: republika/daan yahya
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan, penyebaran Covid-19 dalam sepekan ini sangat cepat. Dilihat dari kenaikan kasus positif Covid-19, hanya dalam waktu satu pekan lonjakannya mencapai lebih dari 300 persen di Kota Yogyakarta, DIY.
"Sebelumnya sepekan (kenaikannya) hanya 130 (persen)," kata Heroe yang juga Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Kota Yogyakarta tersebut di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Senin (20/6).
Dicurigai, kenaikan yang sangat cepat ini terjadi dikarenakan sudah ada varian baru Covid-19 seperti varian Delta. Sebab, varian Delta sendiri berpotensi menginfeksi lebih banyak orang dan menyebabkan lonjakan kasus di masyarakat.
"Ini memang kecepatan penularan dan sebarannya cukup tinggi. Kita belum bisa memastikan apakah termasuk virus varian baru atau bukan, tapi dengan melihat kasus dan pertumbuhannya termasuk sangat cepat," ujarnya.
Heroe menyebut, kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kota Yogyakarta yang sedang dalam perawatan saat ini mencapai 811 kasus. Dari 811 kasus ini, ada yang menjalani perawatan di rumah sakit, ditempatkan di shelter dan beberapa melakukan isolasi mandiri. "Hari ini (20 Juni 2021) ada tambahan 80 kasus baru (positif)," jelas Heroe.
Sementara itu, Ketua Kelompok Kerja Genetik Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM, Gunadi menyebut, Varian Covid-19 Delta memang belum terdeteksi di DIY. Namun, ia menegaskan bukan berarti varian Delta ini belum ada di DIY.
"Sampai saat ini belum terdeteksi, bukan berarti belum ada," kata Gunadi di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Senin (21/6).
Gunadi menyebut, pihaknya baru akan melakukan genomic sequencing terhadap sampel yang ada selama Juni 2021. Dikhawatirkan sudah ada varian Delta di DIY, mengingat lonjakan kasus yang terjadi di lebih sepekan ini.
"Kita sudah koordinasi dengan Bu Pembayun (Kepala Dinkes DIY) untuk sampel-sampel yang Juni melonjak tajam 400, 500 bahkan 600. Sampel-sampel itu mungkin bisa kita ambil, kita running dulu sampai ada bukti genom sequencing-nya. Kalau belum ada kita belum bisa mengatakan itu sudah masuk atau belum di Yogyakarta," ujar Gunadi yang juga Ketua Tim Peneliti WGS SARS-CoV-2, FKKMK UGM tersebut.