Selasa 22 Jun 2021 14:27 WIB

Seorang Perempuan Keguguran Setelah Dipukuli Tentara Myanmar

Perempuan tersebut merupakan salah satu orang yang ditangkap sehubungan dengan kebakaran di sekolah dasar di Desa Sein Shwe Kone - Anadolu Agency

Perempuan tersebut merupakan salah satu orang yang ditangkap sehubungan dengan kebakaran di sekolah dasar di Desa Sein Shwe Kone - Anadolu Agency
Perempuan tersebut merupakan salah satu orang yang ditangkap sehubungan dengan kebakaran di sekolah dasar di Desa Sein Shwe Kone - Anadolu Agency

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Seorang perempuan asal Kotapraja Hmawbi, Yangon, Myanmar, keguguran setelah dipukuli oleh tentara. Perempuan yang hamil dua bulan tersebut merupakan salah satu dari 40 orang yang ditangkap sehubungan dengan kebakaran di sekolah dasar di Desa Sein Shwe Kone, 14 Juni.

Perempuan itu dipukuli di hari yang sama ketika fotonya dalam sebuah aksi protes ditemukan di ponselnya. “Mereka menemukan gambar-gambar itu dan membawanya pergi. Mereka menggunakan alat untuk mengecek ponsel (perempuan itu), sehingga foto yang telah dihapus dapat ditemukan,” ungkap seorang warga desa dikutip dari Myanmar Now, Senin.

Baca Juga

Menurut warga desa, perempuan tersebut kemudian dibebaskan pada 16 Juni dan sedang mendapat perawatan medis. Media lokal Myanmar Now tidak dapat menghubungi langsung perempuan tersebut saat berita ini dibuat.

Penduduk lokal mengungkapkan tentara tiba beberapa jam setelah kebakaran terjadi dan bertanya ke sejumlah orang mengenai serangan pembakaran itu. Ketika warga desa tidak mengetahui apa-apa terkait peristiwa tersebut, tentara menuntut untuk mengetahui siapa yang terkait dengan partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) dan berpartisipasi dalam aksi protes.

Menurut warga setempat, sebanyak 10 orang ditangkap pada hari terjadinya kebakaran, kemudian lebih dari 30 orang ditangkap dua hari berikutnya, dan sekitar 1.000 orang diinterogasi. Warga desa mengungkapkan banyak dari mereka yang ditahan menjadi sasaran pemukulan.

“Pertama mereka memukul lima kali dengan tongkat bambu dan bertanya siapa pelaku pembakaran. Ketika orang menjawab tidak tahu, mereka dipukul 10 kali dengan tongkat. Kemudian, 15 dan 20 kali apabila masih menjawab tidak tahu,” ungkap warga lain.

Para tentara juga disebutkan memeriksa daftar rumah tangga di desa untuk melihat anak-anak yang tidak bersekolah. Berdasarkan keterangan warga lokal, tentara akan memukuli orang tua anak yang tidak sekolah.

Media yang dikendalikan junta menuduh terduga teroris yang berkaitan dengan NLD mengebom sekolah dan menyerang guru dan murid. Pasukan pertahanan lokal yang setia kepada pemerintahan NLD membantah menargetkan warga agar rezim kudeta menyerahkan kekuasaan.

Myanmar diguncang kudeta militer pada 1 Februari dengan menggulingkan pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi. Militer berdalih pemilu yang mengantarkan Suu Kyi terpilih dengan suara terbanyak penuh kecurangan. Hingga 21 Juni, Asosiasi Pendamping untuk Tahanan Politik (AAPP) melaporkan 873 orang tewas sejak kudeta militer di negara tersebut.

sumber : https://www.aa.com.tr/id/dunia/seorang-perempuan-keguguran-setelah-dipukuli-tentara-myanmar/2281285
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement