REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap Nabi merupakan orang-orang yang dipilih Allah SWT karena kesalehannya dan berbagai sifat baik yang ditunjukkan kepada manusia. Beberapa Nabi bahkan bergelar Ulul Azmi karena ketabahan mereka dalam menyebarkan ajaran Allah SWT.
Nabi Yahya dijelaskan memiliki kelebihan atau keistimewaan yang dijelaskan langsung oleh Allah SWT dalam Alquran. Kesalehan dan keistimewaannya telah diberitahu bahkan sebelum Nabi Yahya lahir.
Allah SWT berfirman:
فَنَادَتْهُ ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ وَهُوَ قَآئِمٌ يُصَلِّى فِى ٱلْمِحْرَابِ أَنَّ ٱللَّهَ يُبَشِّرُكَ بِيَحْيَىٰ مُصَدِّقًۢا بِكَلِمَةٍ مِّنَ ٱللَّهِ وَسَيِّدًا
وَحَصُورًا وَنَبِيًّا مِّنَ ٱلصَّٰلِحِينَ
Artinya: “Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakariya, sedang ia tengah berdiri melakukan sholat di mihrab (katanya): "Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang putramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi panutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang Nabi termasuk keturunan orang-orang saleh". (Q.S. Ali Imran: 39)
Imam Nawawi dalam kitabnya Nashaihul Ibad menjelaskan seorang sahabat Nabi, Muhammad bin Ahmad ra berkomentar tentang firman Allah di atas dengan mengatakan:
“Allah menyebutkan, bahwa si hamba yang bernama Yahya jadi panutan karena kemenangannya atas empat hal, yaitu: menang melawan hawa nafsu, iblis, lisan, dan kemarahan.”