Selasa 22 Jun 2021 15:07 WIB

'Masukkan Israel ke Daftar Hitam Pelanggar Hak Anak'

PM Palestina mendesak PBB masukkan Israel ke daftar hitam pelanggar hak anak

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Christiyaningsih
Anak-anak Palestina kala ditangkap dan ditahan pasukan Israel.
Foto: Al Jazeera
Anak-anak Palestina kala ditangkap dan ditahan pasukan Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH – Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh mendesak Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres untuk kembali mencantumkan Israel dalam daftar hitam negara atau kelompok yang melanggar hak-hak anak. Hal itu juga terkait serangannya ke Jalur Gaza pada Mei lalu.

“Israel tidak berhenti membunuh anak-anak kami, yang terakhir adalah Ahmed Bani Shamsa, seorang anak dari desa Beita (Tepi Barat Utara), yang kehilangan nyawanya setelah ditembak di kepala oleh tembakan Israel pada Kamis (pekan lalu),” kata Shtayyeh dilaporkan laman Fars News Agency, Selasa (22/6).

Baca Juga

Shtayyeh menegaskan hal itu tak dapat dibiarkan. “Kami menyerukan Sekjen PBB, Antonio Guterres, yang menganggap Israel bertanggung jawab atas pelanggarannya terhadap anak-anak kami, untuk memasukkan rezim pendudukan ke dalam daftar hitam negara dan kelompok yang melanggar hak-hak anak serta membuatnya bertanggung jawab atas kejahatannya,” ujar Shtayyeh.

Pernyataan Shtayyeh muncul beberapa jam setelah Kementerian Luar Negeri Palestina mengkritik PBB karena tak mencantumkan Israel dalam daftar hitam tahunan pihak-pihak yang bertanggung jawab atas pelanggaran berat hak-hak anak. Palestina menekankan bahwa mengabaikan kejahatan rezim akan menjamin impunitas bagi entitas pembunuh anak.

“Tidak dimasukkannya rezim Zionis ke dalam daftar hitam pemerintah dan kelompok yang melanggar hak anak dalam konflik bersenjata oleh PBB adalah langkah yang mendukung si pembunuh serta mendukung para penjahat tentara Zionis dan pemukim terorisnya, dan itu akan menjamin pelarian mereka dari hukuman,” kata Kementerian Luar Negeri Palestina.

 

Dalam sebuah pernyataan baru-baru ini, Guterres meminta otoritas Israel mengurangi operasi tentaranya yang menargetkan anak-anak Palestina. Dia pun berharap para pelaku yang bertanggung jawab atas kasus terbunuhnya anak-anak diganjar hukuman. Kendati demikian, PBB tak mencantumkan Israel dalam daftar hitam pelanggar hak-hak anak.

Pada 10-21 Mei lalu, Hamas terlibat pertempuran dengan Israel. Konfrontasi pecah seiring dengan meningkatnya kekerasan yang dilakukan pasukan keamanan Israel terhadap warga Palestina di Yerusalem, termasuk kompleks Masjid Al-Aqsa. Gempuran Israel ke Gaza menyebabkan ribuan bangunan hancur.

Sedikitnya 270 warga Gaza, lebih dari 60 di antaranya anak-anak, juga gugur akibat serangan Israel. Sementara korban luka diperkirakan lebih dari 1.900 orang.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement