Selasa 22 Jun 2021 15:23 WIB

Penduduk Desa Emoh Divaksin Covid, Virus Makin Menyebar

Penduduk desa di India percaya Covid-19 hanya menyebar di perkotaan

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
Petugas kesehatan membujuk seorang gembala untuk disuntik vaksin Covid-19 di Tosa Maidan, distrik Budgam Kashmir tengah, India, Senin (21/6). Lokasi yang jauh sekitar 52 kilometer dari Srinagar, India, membuat para tenaga kesehatan harus berjalan melewati hamparan padang rumput dalam mengajak penduduk lokal sekitar untuk menjalani vaksinasi Covid-19. EPA-EFE/FAROOQ KHAN
Foto: EPA-EFE/FAROOQ KHAN
Petugas kesehatan membujuk seorang gembala untuk disuntik vaksin Covid-19 di Tosa Maidan, distrik Budgam Kashmir tengah, India, Senin (21/6). Lokasi yang jauh sekitar 52 kilometer dari Srinagar, India, membuat para tenaga kesehatan harus berjalan melewati hamparan padang rumput dalam mengajak penduduk lokal sekitar untuk menjalani vaksinasi Covid-19. EPA-EFE/FAROOQ KHAN

REPUBLIKA.CO.ID, JAMSOTI --  Penduduk di Jamsoti, sebuah desa yang terletak di pedalaman negara bagian Uttar Pradesh enggan untuk menerima vaksin Covid-19. Mereka percaya virus corona hanya menyebar di perkotaan dan desa mereka aman dari infeksi.

Seorang penduduk desa setempat, Manju Kol, mengunci rumah dan mengajak anak-anaknya lari ke hutan terdekat ketika petugas kesehatan datang untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19. Kol dan keluarganya bersembunyi di hutan selama berjam-jam.

Baca Juga

Mereka kembali ke rumah ketika para petugas kesehatan pergi dari desa mereka di malam hari. “Saya lebih baik mati daripada mengambil vaksin,” kata Kol.

Hal serupa jug dilakukan oleh Panna Lal, seorang penduduk desa Sikanderpur di Uttar Pradesh. Petugas kesehatan yang bertugas untuk vaksinasi Covid-19 mendapat penolakan mutlak. Lal bahkan melarang anggota keluarganya yang lain untuk mendapatkan suntikan vaksin.

“Vaksin tidak akan melindungi saya,” kata Lal yang berusia 56 tahun itu kepada para petugas medis.  “Tuhan telah mengirim saya ke sini dengan selamat dan dia akan terus melindungi saya," ujarnya.

Lonjakan infeksi virus corona yang melanda India pada April dan Mei telah menewaskan lebih dari 180 ribu orang. Sebagian besar penduduk masih enggan untuk divaksin. Para ahli mengatakan keraguan terhadap vaksin, terutama di daerah pedalaman India, dapat membuat infeksi semakin parah.

“Keraguan vaksin menimbulkan risiko untuk mengakhiri pandemi di India,” kata pensiunan ahli virus dan dokter anak T. Jacob John.  “Semakin banyak virus beredar, semakin banyak virus tersebut dapat bermutasi menjadi varian baru berbahaya yang dapat merusak vaksin," ujarnya.

Sejauh ini kurang dari lima persen orang India telah diimunisasi lengkap. Para ahli mengatakan pada akhir tahun tingkat vaksinasi harus naik secara signifikan untuk melindungi sebagian besar orang India dari virus corona.

Sampai saat ini masih ada keraguan yang meluas, yang dipicu oleh disinformasi dan ketidakpercayaan, terutama di daerah perdesaan. Hampir dua pertiga dari 1,4 miliar penduduk India tinggal di perdesaan.

Petugas kesehatan menghadapi perlawanan keras dari orang-orang yang percaya bahwa vaksin dapat menyebabkan impotensi, memiliki efek samping yang serius, dan bahkan dapat menyebabkan kematian. Beberapa penduduk desa menyebut mereka tidak memerlukan suntikan vaksin karena telah kebal terhadap virus corona.

sumber : AP
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement