REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Mantan Kepala Intelijen Israel Eli Cohen mengatakan, Israel harus menggulingkan Hamas dari kekuasaan di Jalur Gaza. Selanjutnya, Israel mesti mengembalikan Gaza ke Otoritas Palestina.
"Kami harus menggulingkan Hamas, yang menentang keberadaan Israel, sehingga Gaza akan melayani dua juta rakyat Palestina yang disandera," kata Cohen seperti dikutip the Jerusalem Post, Selasa (22/6).
Ia mengatakan Israel harus menyerahkan Gaza ke Otoritas Palestina yang 'baik bagi Israel'."Tapi selain baik untuk Israel, juga akan baik bagi rakyat Gaza," katanya.
"Seseorang harus mengkhawatirkan kebutuhan Gaza dan bukan apa yang diinginkan Iran, seperti yang Hamas dan kelompok Jihad Islam Palestina lakukan," tambahnya.
Langkah penggulingan itu bukan kebijakan Partai Likud selama 12 tahun berkuasa saat Benjamin Netanyahu menjabat sebagai perdana menteri. Netanyahu justru menolak seruan Avigdor Liberman dan beberapa orang lainnya mendesak agar Israel merebut Gaza bila perlu menggulingkan Hamas.
Netanyahu menilai gagasan itu tidak bertanggung jawab sebab dapat membuat Israel terjebak menduduki Gaza atau mendorong kelompok yang lebih buruk seperti ISIS merebut daerah tersebut.
"Semuanya ada waktunya, sejak kami menyerahkan Gaza, tempat itu kian memburuk dan tidak ada kemajuan, bila aktor rasional yang bertanggung jwab, mereka dapat mengubah daerah itu seperti Singapura," katanya.
Ia juga mengatakan sangat menentang kebijakan badan intelijen Israel, Mossad membantu memfasilitasi Qatar mendanai Hamas. Premis dari kebijakan itu bila Hamas minim pendanaan maka mereka tidak bisa memulai perang. Bantuan dari Qatar dibutuhkan karena Otoritas Palestina menghentikan pendanaan ke Hamas sejak beberapa tahun yang lalu.
Dalam wawancara baru-baru ini di Channel 12 mantan kepala Mossad Yossi Cohen mengakui kebijakan pendanaan Qatar ke Hamas gagal. Yossi Cohen memimpin kebijakan itu sampai eskalasi 11 hari pada bulan Mei lalu. "Kami harus menjamin pendanaan hanya untuk bantuan humanitarian dan tidak ada dana yang diambil organisasi teroris," kata Eli Cohen.