REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jenazah seorang pria dibiarkan tergeletak di depan rumahnya di Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (21/6). Warga sekitar ketakutan mengevakuasi karena pria itu positif Covid-19.
Kapolsek Tanjung Priok Kompol Ghulam Nabhi membenarkan adanya peristiwa tersebut. Gulam tak menyebutkan nama pria itu. Ia hanya menyebut usianya, "Sudah tua".
Ghulam mengatakan, pria itu tinggal seorang diri di rumahnya yang berada di kawasan padat penduduk itu. Anaknya yang biasa menemani kini sedang menjalani isolasi di RSDC Wisma Atlet Kemayoran.
"Yang bersangkutan juga tidak punya handphone," kata Ghulam kepada wartawan, Selasa (22/6).
Saat pria itu meninggal, kata Ghulam, warga sekitar awalnya hanya menduga dia positif Covid-19 lantaran anaknya menjalani isolasi. Setelah datanya dicek petugas, ternyata dia sudah terkonfirmasi positif Covid-19 sejak 12 Juni lalu.
"Yang bersangkutan tidak terdata karena tidak melaporkan ke puskesmas dan kelurahan. Dia tinggal sendiri di rumah," kata Ghulam.
Ghulam menerangkan, pihaknya menerima laporan ada jenazah itu dari ketua RW setempat pada Senin pukul 13.00 WIB. Anak buahnya lalu langsung mendatangi lokasi.
Selanjutnya, kata dia, anak buahnya meminta petugas ambulans membawa jenazah itu untuk dimakamkan sesuai protap pasien Covid-19. Tapi, hingga malam hari, mobil ambulans tak kunjung datang karena ada jenazah di tempat lain yang harus dibawa lebih dahulu.
Mobil ambulans, kata Ghulam, baru datang pada Selasa (22/6) pukul 01.00 WIB. Jenazah pria itu lalu dikuburkan di tempat pemakaman khusus pasien Covid-19 di Rorotan.
Setelah jenazah dikuburkan masalah belum selesai. Sebab, ada potensi penularan virus corona dari jenazah itu terhadap warga sekitar. Ghulam mengatakan, pihaknya langsung meminta warga sekitar menjalani swab test di puskesmas.
"Hingga saat ini sudah ada 60 orang yang jalani swab test," kata Ghulam. Tapi dia belum mengetahui hasil tes para warga itu.