REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat ini kepastian pasokan listrik untuk Blok Rokan masih belum terang. Direktur Niaga dan Management Pelanggan PLN Bob Saril menjelaskan, pada pekan ini pihak Chevron melalui anak usahanya MCTN akan mengumumkan siapa pemenang lelang dari kepemilikan pembangkit.
"Pengumumannya satu pekan lagi. Lalu setelah itu, paling butuh satu bulan untuk kami melakukan proses administrasi," ujar Bob dalam sebuah diskusi, Selasa (22/2).
Bob menjelaskan, saat ini PLN sendiri masih melakukan negosiasi dan komunikasi baik dengan pihak Chevron maupun MCTN terkait alih kelola pembangkit yang selama ini memasok listrik untuk Blok Rokan. "Kita pada saat ini koordinasi dan nego mudah mudahan gak lama, kita bisa close dan kita bisa dapat dengan pasti sahamnya MCTN ini 100 persen milik PLN," ujar Bob.
Bob juga menjelaskan, selagi menunggu kepastian hak milik MCTN, PLN juga mempersiapkan beberapa skenario untuk pasokan listrik Blok Rokan. Pertama, untuk jangka menengah nantinya PLN akan membangun transmisi yang menyambungkan jaringan interkoneksi sumatera ke sistem kelistrikan Blok Rokan.
"Di satu sisi, kami juga berencana membangun transmisi yang nantinya pasokan listrik untuk Rokan juga akan ditopang dari sistem kelistrikan sumatera yang secara keandalan dan jaminan pasokan sudah andal," ujar Bob.
Untuk jangka panjang, kata Bob sebenarnya di Blok Rokan sendiri selain ada pembangkit MCTN juga ada Pembangkit Tenaga Listrik Tenaga Gas (PLTG) Minas. Saat ini dua pembangkit PLTG tersebut masih berada di bawah kelola PT Pertamina Hulu Rokan (PHR).
"Tapi, setelah tiga tahun ini transisi ini untuk focusing, tapi kedepannya ini PLTG ini juga bisa masuk ke pengelolaan PLN," ujar Bob.
Kata dia, nantinya PLN melakukan peremejaan untuk PLTG yang sudah berumur 75 tahun ini. Langkah ini perlu dilakukan agar pasokan listrik di Blok Rokan akan semakin andal. Juga dalam rangka mendukung peningkatan produksi Blok Rokan.
Direktur Utama PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) Jaffee A Suardin mengatakan, PHR berharap bisa bekerja sama dengan PLN lebih baik kedepan. Ia mengatakan kedepan ada banyak kegiatan yang dilakukan PHR untuk meningkatkan produksi.
"Semoga ini terus kita jalankan kerja sama ini. Bukan hanya feasibility listrik dan uap. Tapi pasokan ke depan juga. Ini untuk menopang target kita untuk menambah produksi di Rokan karena memang potensinya masih luas dan besar kedepan," ujar Buyung, sapaan akrab Jaffee.
Support Project Leader Pertamina Hulu Rokan (PHR) Danang Saleh merinci kebutuhan listrik di Blok Rokan totalnya sebesar 400 MW. Selama ini kebutuhan listrik tersebut 335 MW dipasok dari pembangkit MCTN tersebut. Sedangkan kebutuhan Uap sebesar 265 barel steam per day.
"Kita banyak rencana paling tidak kita bisa akan tetap menjadi pemasok utama produksi minyak nasional. Sehingga harapannya sangat besar sekali bahwa penyediaan listrik dari PLN bisa terwujud dengan baik," ujar Danang.