Selasa 22 Jun 2021 21:07 WIB

Petani Bengkulu Kembangkan Kopi Sambung Pucuk

Kopi yang dihasilkan dari teknik ini lebih banyak dibanding pengembangan teknik lain.

Red: Qommarria Rostanti
Tanaman kopi. Kalangan petani kopi di Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu, mulai menggunakan teknik penyambungan pucuk. Teknik ini dinilai lebih menguntungkan karena mampu menghasilkan kopi lebih banyak (ilustrasi).
Foto: Antara/Bayu Pratama S
Tanaman kopi. Kalangan petani kopi di Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu, mulai menggunakan teknik penyambungan pucuk. Teknik ini dinilai lebih menguntungkan karena mampu menghasilkan kopi lebih banyak (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, REJANG LEBONG -- Kalangan petani kopi di Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu, mulai menggunakan teknik penyambungan pucuk. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan hasil produksi kopi.

Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan) Kabupaten Rejang Lebong, Suherman, mengatakan pengembangan kopi dengan teknik sambung pucuk ini mulai dilakukan oleh sejumlah petani yang ada di Desa Pal VIII Kecamatan Bermani Ulu Raya dan Desa Air Pikat Kecamatan Bermani Ulu. "Menurut pengakuan petani di kedua desa ini, kopi yang dihasilkan per hektare bisa mencapai empat ton, jumlahnya lebih banyak dari pengembangan teknik lainnya," kata dia, Selasa (22/6).

Dia menjelaskan, pengembangan kopi dengan tekhnik sambung pucuk tersebut dilakukan oleh petani di kedua desa setelah sebelumnya belajar dengan kelompok tani lainnya, di mana penyetekan dilakukan secara bertingkat-tingkat hingga keatas batang. Teknik sambung pucuk ini diklaim petani lebih menguntungkan dibandingkan teknik stek payung yang selama ini dilakukan petani kopi di Rejang Lebong. 

"Jika ini benar, maka potensi peningkatan produksi kopi yang dihasilkan petani akan meningkat setiap tahunnya," kata Suherman.