REPUBLIKA.CO.ID, MAMUJU -- Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Sulawsi Barat menyelenggarakan evaluasi operasi tanggap darurat bencana gempa bumi yang mengguncang provinsi itu beberapa waktu lalu di Kabupaten Mamuju, Selasa (22/6). Evaluasi Operasi tanggap darurat bencana gempa bumi Sulbar berlangsung selama dua hari, yakni 22-23 Juni 2021 yang dibuka Sekretaris Provinsi Sulbar Muhammad Idris. Acara ini dihadiri Ketua Bidang Relawan PMI Pusat Sasongko Tedjo, Kepala Markas PMI Pusat Azis, Ketua PMI Sulbar Enny Anggraeni Anwar.
Kegiatan itu juga diikuti secara virtual perwakilan IFRC atau Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah. Sekretaris Provinsi Sulbar Muhammad Idris menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada PMI yang terus memberikan bantuan dan dukungan kepada warga terdampak gempa di daerah itu. "Sejak awal gempa bumi hingga enam bulan pascagempa, PMI terus hadir dalam membantu masyarakat di daerah ini. Kami atas nama Pemerintah Provinsi Sulbar menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada seluruh relawan serta para pengurus PMI, baik pusat maupun daerah yang selama ini banyak memberikan bantuan dan dukungan," kata Idris.
Pada kesempatan itu, Sekprov kembali menyampaikan harapannya agar Provinsi Sulbar dapat dijadikan sebagai provinsi laboratorium kebencanaan. "Kami berharap, Provinsi Sulbar dapat menjadi percontohan pada pengelolaan bencana. Sebelumnya, saya juga sudah sampaikan kepada Kepala BNPB yang saat itu dijabat pak Doni Monardo agar Provinsi Sulbar dijadikan sebagai provinsi laboratorium kebencanaan," ujarnya.
Ketua Bidang Relawan PMI Pusat Sasongko Tedjo menilai pelaksanaan operasi tanggap darurat bencana gempa bumi di Sulbar cukup baik. "Operasi penanganan bencana yang kita lakukan di Sulbar termasuk yang bagus dan itu juga diakui perwakilan dari IFRC," kata Sasongko Tedjo.
Faktor yang memengaruhi keberhasilan penanganan bencana gempa bumi di Sulbar, menurut Sasongko Tedjo, di antaranya koordinasi antara PMI Pusat dan PMI Provinsi Sulbar, termasuk pengurus PMI dari Provinsi Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan serta dukungan dari para relawan. "Faktor pendanaan juga sangat penting dan alhamdulillah dari negara-negara sahabat, berkat dukungan dari palang merah internasional dan lobi IFRC, kita mendapatkan dana sekitar Rp 12 miliar dan hasilnya sangat efektif," terangnya.
Sementara itu, Ketua PMI Provinsi Sulbar Enny Anggraeni Anwar menyampaikan PMI telah banyak memberikan kontribusi pada penanganan bencana gempa bumi di daerah itu. PMI, kata Enny Anggraeni yang juga Wakil Gubernur Sulbar itu, telah melakukan pelayanan guna membantu dan mengurangi penderitaan masyarakat yang terdampak gempa di Kabupaten Mamuju dan Majene. Di antaranya distribusi bantuan pangan, pelayanan air bersih dan sanitasi, pelayanan kesehatan dan psiko sosial, serta pemberian bantuan nontunai masing-masing Rp 2 juta kepada 2.000 kepala keluarga terdampak.
"Kami berterima kasih kepada seluruh relawan dan para pengurus PMI Pusat atas penanganan gempa bumi di Sulbar, sehingga berjalan dengan baik," kata Enny Anggraeni Anwar.