Rabu 23 Jun 2021 01:55 WIB

AYDA Ajak Desainer Muda Asia Bangun Desain Berdampak Sosial

AYDA ke-14 tahun ini menantang desain ciptakan desain minimal berdampak sosial

Dengan tema Forward, Human Centred Design, tahun ini AYDA menantang para desainer muda Asia untuk memberikan solusi desain praktis yang memberikan dampak sosial.
Foto: AYDA
Dengan tema Forward, Human Centred Design, tahun ini AYDA menantang para desainer muda Asia untuk memberikan solusi desain praktis yang memberikan dampak sosial.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nippon Paint kembali menggelar Asia Young Designer Awards (AYDA) untuk keempat belas kalinya tahun ini. AYDA seperti sejak awal digelar berupaya memberdayakan dan mendorong para desainer muda menciptakan dampak positif melalui karya desain sebuah bangunan. 

Dengan tema Forward, Human Centred Design, tahun ini, mereka ditantang untuk memberikan solusi desain praktis yang memberikan dampak sosial. Sebagai kompetisi desain mahasiswa/i Arsitektur dan Desain Interior terbesar di Asia sejak 2008, AYDA telah mendapatkan perhatian dunia dengan 41.000 karya dari 1200 lebih institusi pendidikan di 14 negara. 

Para peserta dari 14 negara akan melalui proses seleksi di masing-masing negara secara ketat dan dinilai oleh para juri terbaik di bidangnya untuk memperebutkan gelar Asia Young Designer of the Year. Para finalis juga akan mendapatkan kesempatan untuk langsung belajar dengan para expert di bidang Arsitektur dan Desain Interior.

CEO (Decorative Paints) Nippon Paint Indonesia Jon Tan mengatakan tema Forward, Human Centred Design, merefleksikan desain inovatif untuk solusi masa kini dan masa depan berkelanjutan yang memperhatikan aspek sosial untuk populasi yang terus berkembang di era globalisasi. Hal ini sangat penting di Asia, sebagai salah satu wilayah perkembangan ekonomi terbesar dan tercepat di dunia, sekaligus menjadi rumah bagi lebih dari setengah populasi dunia.

“AYDA merupakan bagian dari inisiatif Bakti Sosial Perusahaan (CSR) untuk mewujudkan terciptanya generasi bangsa yang mampu menciptakan desain yang dapat melayani kebutuhan emosional, sosial dan ekonomi masyarakat," ujar dia berdasarkan rilis yang diterima Republika.co.id, Selasa (22/6).

Wee Siew Kim, Group CEO of Nippon Paint Holdings Singapore Pte Ltd menambahkan bahwa selama bertahun-tahun Nippon Paint telah melihat beberapa arsitek dan desainer interior luar biasa di Asia. "Terlepas dari berbagai pembatasan yang diberlakukan selama pandemik ini, kami memprediksi jumlah karya yang tinggi tahun ini,” ungkap dia.

Di Indonesia sendiri,AYDA telah dilaksanakan secara virtual di 17 universitas di Indonesia yang diikuti oleh 579 partisipan dan telah terpilih dua pemenang untuk mewakili Indonesia yang maju berkompetisi di AYDA Summit 2021 dengan 13 negara lainnya, yaitu Patricia Caitlyn dari Universitas Pelita Harapan untuk Kategori Desain Interior dan Marietta Stefani dari Universitas Kristen Petra untuk Kategori Arsitektur.

Presentasi dan penjurial Grand Final di AYDA Summit 2021 akan dilaksanakan secara virtual melalui saluran Youtube AYDA International untuk ditonton publik pada 23 dan 24 Juni 2021. Selain itu, Nippon Paint juga mengajak masyarakat untuk menyaksikan Award Ceremony pada 8 Juli 2021 mendatang dengan menyaksikan langsung pada saluran YouTube AYDA International.

Terlepas dari berbagai perubahan yang terjadi karena pandemi, AYDA menerima hampir 7000 karya tahun lalu dan mengharapkan lebih banyak karya tahun ini juga. Untuk menaati kebijakan physical distancing, akan ada sesi coaching jarak jauh (virtual) menjelang final bagi mahasiswa dan dosen untuk bertukar ilmu dan ide tanpa harus bertemu secara fisik.

Sebagai bagian dari Harvard University’s Graduate School of Design (Harvard GSD), Nippon Paint  juga akan memberikan kesempatan kepada pemenang utama baik kategori Arsitektur dan Desain Interior beasiswa program selama 6 pekan di Harvard GSD Massachusetts, AS – sebuah pengalaman senilai 10.000 dolar AS. 

Hal ini dimungkinkan melalui Gennosuke Obata Fellowship Fund yang telah memberikan bantuan kepada mahasiswa-mahasiswi Harvard GSD dari negara-negara Asia selama tiga tahun terakhir.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement