Rabu 23 Jun 2021 07:08 WIB

Satgas Catat Pulau Jawa Sumbang Tertinggi Kenaikan Kasus

Jawa menjadikan peningkatan kasus mingguan di Indonesia mencapai sebesar 92 persen

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Gita Amanda
Ilustrasi Kasus Covid-19 Tinggi. Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mencatat enam provinsi di Pulau Jawa menjadi penyumbang tertinggi kenaikan kasus positif di Indonesia dalam empat minggu terakhir.
Foto: republika
Ilustrasi Kasus Covid-19 Tinggi. Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mencatat enam provinsi di Pulau Jawa menjadi penyumbang tertinggi kenaikan kasus positif di Indonesia dalam empat minggu terakhir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mencatat enam provinsi di Pulau Jawa menjadi penyumbang tertinggi kenaikan kasus positif di Indonesia dalam empat minggu terakhir. Berdasarkan data per 20 Juni 2021, keenam provinsi di Pulau Jawa yang menyumbang kenaikan kasus tertinggi.

DKI Jakarta tercatat mengalami peningkatan kasus sebesar 387 persen dengan total kenaikan 20.634 kasus, Jawa Barat meningkat 115 persen dengan total kenaikan 8.382 kasus, Jawa Tengah meningkat 105 persen dengan total kenaikan 5.896 kasus. Sementara, di Jawa Timur meningkat 174 persen dengan total kenaikan 2.852 kasus, DIY meningkat 197 persen dengan total kenaikan 2.583 kasus, dan Banten meningkat 189 persen dengan total 967 kasus.

Perkembangan lonjakan kasus yang dikontribusikan tertinggi oleh Pulau Jawa ini menjadikan peningkatan kasus mingguan di Indonesia mencapai sebesar 92 persen sejak empat minggu terakhir. "Ini adalah kenaikan yang sangat tajam dan tidak dapat ditoleransi," kata Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito, dikutip dari siaran resmi yang diterima, Rabu (23/6).

Untuk menghadapi dan menangani lonjakan kasus positif ini, Satgas meminta pemerintah daerah agar mengoptimalkan pelaksanaan kebijakan PPKM kabupaten kota maupun PPKM mikro. "Sesuai arahan Presiden, pimpinan daerah di tingkat provinsi maupun kabupaten kota, khususnya di Pulau Jawa, harus terbiasa mengamati situasi terkini dengan membaca data (dengan) baik sehingga dapat segera dilakukan langkah antisipatif," kata Wiku.

Wiku meminta agar pemimpin daerah mampu menjadikan data sebagai basis pengambilan kebijakan penanganan Covid-19 sehingga kebijakan yang dihasilkan dapat tepat sasaran dan efektif mengendalikan lonjakan kasus.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement