REPUBLIKA.CO.ID, WARSAW -- Serangan siber yang meluas di Polandia bulan ini menyerang lebih dari 100 akun surel yang digunakan oleh pejabat pemerintah dan mantan pejabat. Badan kontra-intelijen Polandia menyatakan bukti menunjukkan hubungan antara peretas dan dinas rahasia Rusia, Selasa (22/6).
Seorang juru bicara layanan kontra-intelijen Polandia mengatakan serangan itu dilakukan oleh peretas yang dikenal sebagai UNC1151. Tindakan kelompok itu adalah bagian dari kampanye yang dikenal sebagai Ghostwriter yang bertujuan untuk mengacaukan negara-negara Eropa tengah.
"Dinas rahasia memiliki informasi yang dapat dipercaya yang menghubungkan kelompok ini dengan kegiatan dinas rahasia Rusia," kata juru bicara itu dalam sebuah pernyataan.
Pemerintah Rusia dan Kremlin telah berulang kali membantah melakukan atau menoleransi serangan dunia maya. Penolakan ini menyusul tuduhan dari Amerika Serikat (AS) dan negara-negara lain tentang serangan dunia maya di wilayah AS dan di tempat lain.
Sebelumnya pada Juni, pemimpin de facto Polandia Jaroslaw Kaczynski mengatakan serangan siber telah menghantam pejabat tinggi pemerintah Polandia dan dilakukan dari wilayah Rusia. Dia berbicara setelah media lokal melaporkan bahwa surel yang dikirim oleh beberapa pejabat pemerintah dari kotak pribadi mereka, termasuk ajudan utama perdana menteri, bocor dan tersedia di platform media sosial Telegram.
Partai-partai oposisi telah mengkritik pemerintah Hukum dan Keadilan (PiS) karena menggunakan kotak surat pribadi untuk pertukaran surel resmi. "Di antara yang diserang, ada lebih dari 100 akun yang digunakan oleh orang-orang yang menjalankan fungsi publik," kata pernyataan Badan kontra-intelijen Polandia.
Badan itu menambahkan ada lebih dari 4.000 akun pengguna surel Polandia terpengaruh secara keseluruhan. "Di antara yang diserang adalah anggota pemerintahan sebelumnya dan sekarang, para deputi, senator, dan pejabat pemerintah daerah," ujarnya.
Pernyataan Badan kontra-intelijen Polandia tentang keterlibatan negara Rusia muncul sepekan setelah Presiden AS Joe Biden bertemu dengan Presiden Rusia Vladmir Putin di Jenewa. Biden menyinggung infrastruktur penting tertentu harus dilarang untuk serangan siber.