Pemkot Madiun Bersihkan Sungai Guna Antisipasi Banjir
Red: Bilal Ramadhan
Sejumlah warga menerobos jalan yang terendam banjir di Desa Jerukgulung, Balerejo, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Kamis (15/4/2021). Sejumlah desa di empat kecamatan di Kabupaten Madiun terendam banjir luapan Sungai Jeroan akibat hujan deras Rabu (14/4) sore hingga malam. | Foto: ANTARA/Siswowidodo
REPUBLIKA.CO.ID, MADIUN -- Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kota Madiun, Jawa Timur melakukan pembersihan sejumlah sungai di wilayah setempat guna mengantisipasi genangan air dan bencana banjir di daerah itu.
Kepala Bidang Pengelolaan Sumber Daya Air dan Drainase, Dinas PUTR Kota Madiun Suyanto mengatakan pembersihan dilakukan dengan melakukan pengerukan sedimen di sejumlah sungai dengan tujuan menambah kapasitas daya tampung air, terlebih selama ini masih sering turun hujan dengan kapasitas sedang hingga deras.
"Karena hujan masih sering turun dan intensitasnya juga tinggi seperti beberapa hari belakangan ini, maka kita lakukan pengerukan sedimen di sejumlah sungai," kata Suyanto.
Sejumlah titik yang dilakukan pengerukan di antaranya sungai di Jalan Setia Budi tepatnya sebelah barat Asrama Brimob. Pengerukan sedimen saluran tersebut diharapkan memperlancar aliran air.
Menurut dia, pekerjaan sudah mulai dilakukan sejak beberapa waktu lalu. Titiknya juga terus berpindah. Sebelum itu, pihaknya juga melakukan pengerukan sedimen saluran di timur Kecamatan Taman.
Ke depan, saluran di Kelurahan Banjarejo menjadi tujuan pengerukan berikutnya. Suyanto menyebut pengerukan sedimen sejatinya terus berjalan bergantian dari satu saluran ke saluran yang lain. Namun, pekerjaan tentu bukannya tanpa kendala, salah satunya sulitnya akses menuju lokasi untuk alat berat yang digunakan.
"Yang namanya sungai, apalagi di lokasi perkotaan, salah satu kendalanya di akses alat berat menuju lokasi. Kalau pengerukan terus kita lakukan. Utamanya guna menghadapi musim hujan," katanya.
Pihaknya berharap masyarakat turut menjaga kebersihan lingkungan, terutama kebersihan sungai dan saluran air. Sebab, percuma pembersihan rutin dilakukan kalau masyarakat tidak tertib membuang sampah.
Ia menilai sampah yang dibuang ke sungai akan menyumbat dan tentu mengganggu aliran. Pengerukan sedimen memang memperlancar aliran, tetapi jika sampah yang menyumbat terlalu banyak, aliran juga tak akan lancar.
"Selain menyumbat, sampah di sungai itu juga mengganggu pemandangan, berpotensi jadi penyebaran penyakit, hingga banjir," katanya.