Rabu 23 Jun 2021 10:32 WIB

Tolak Swab di Suramadu, Muhammadiyah: Warga Butuh Edukasi

Masyarakat perlu diberi contoh dan teladan penerapan protokol kesehatan

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Tolak Swab di Suramadu, Muhammadiyah: Warga Butuh Edukasi. Warga dari Pulau Madura menunjukkan dokumen Surat Izin Keluar Masuk (SIKM) di akses keluar Jembatan Suramadu, Surabaya, Jawa Timur, Senin (21/6/2021). Warga dari Madura ke Surabaya dan sebaliknya wajib menunjukkan Surat Izin Keluar Masuk (SIKM) yang dilampiri hasil tes cepat antigen non reaktif kepada petugas penyekatan saat melintas di Jembatan Suramadu dan menyeberang dari Pelabuhan Kamal.
Foto: Antara/Didik Suhartono
Tolak Swab di Suramadu, Muhammadiyah: Warga Butuh Edukasi. Warga dari Pulau Madura menunjukkan dokumen Surat Izin Keluar Masuk (SIKM) di akses keluar Jembatan Suramadu, Surabaya, Jawa Timur, Senin (21/6/2021). Warga dari Madura ke Surabaya dan sebaliknya wajib menunjukkan Surat Izin Keluar Masuk (SIKM) yang dilampiri hasil tes cepat antigen non reaktif kepada petugas penyekatan saat melintas di Jembatan Suramadu dan menyeberang dari Pelabuhan Kamal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur Saad Ibrahim turut menanggapi aksi masyarakat di Madura yang menolak swab antigen di Jembatan Suramadu, Jawa Timur. Menurut Saad, masyarakat masih butuh edukasi dan teladan terus-menerus.

"Karena kita menghadapi semua lapisan masyarakat sehingga proses untuk edukasi itu masih tetap harus dilakukan, dilakukan, dan dilakukan. Bahwa menghadapi masyarakat yang seperti itu harus diterapkan prinsip kebijakannya baik dari pengambil keputusan, dari pemerintah, maupun dari sisi manapun," ujar Saad dalam sambungan telepon, Rabu (23/6).

Baca Juga

Karena pandemi Covid-19 masih terus berjalan bahkan belakangan terjadi peningkatan di Indonesia, menurut Saad, maka harus menerapkan prinsip-prinsip protokol kesehatan dengan cara yang tepat. "Penanganan secara persuasif itu menjadi penting, kalau toh kemudian ada demo ini harus dianggap sebagai bagian dari koreksi, boleh jadi kemudian ada pendekatan yang ketika bersentuhan masyarakat secara umum itu perlu dikaji lagi dan sebagainya," ujar Saad.

Namun demikian, ujar Saad, saat kebijakan bersentuhan dengan masyarakat, tentu akan berhadapan dengan konsekuensi logis. "Artinya kita perlu melakukan sesuatu dengan melihat apa yang kita lakukan dan kemudian, konteks berikutnya perlunya percontohan untuk menerapkan prinsip protokol kesehatan itu," kata Saad.

Misalnya, ketika meminta masyarakat menerapkan protokol kesehatan dengan baik, maka mereka yang berada di pemerintah ataupun kita di elemen penting harus juga menerapkan sebaik-baiknya. Mereka harus menjadi contoh dan teladan bagi masyarakat.

Sebelumnya, sempat terjadinya keributan di lokasi penyekatan Jembatan Suramadu, sisi Bangkalan, Madura, Selasa (22/6). Keributan tersebut dipicu adanya warga yang akan melintasi jembatan Suramadu dari Bangkalan menuju Surabaya, yang menolak dilakukannya tes swab antigen.

Pada kejadian tersebut, sempat terjadi aksi pengrusakan terhadap kursi-kursi petugas yang melakukan tes swab di Jembatan Suramadu. Para pengendara yang melakukan aksi itu langsung diadang petugas. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement