Rabu 23 Jun 2021 10:55 WIB

WHO Khawatirkan Penyebaran Covid-19 Selama EURO 2020

WHO prihatinan atas pelonggaran pembatasan oleh beberapa negara tuan rumah EURO 2020

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Christiyaningsih
Warga berjalan di depan papan reklame Euro 2020 di Baku, Azerbaijan, pada Juni 2021. Baku menjadi salah satu tuan rumah Euro 2020.
Foto: EPA-EFE/JEAN-CHRISTOPHE BOTT
Warga berjalan di depan papan reklame Euro 2020 di Baku, Azerbaijan, pada Juni 2021. Baku menjadi salah satu tuan rumah Euro 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Selasa (22/6) menyatakan keprihatinan atas pelonggaran pembatasan oleh beberapa negara tuan rumah EURO 2020. Badan PBB tersebut menolak menyebutkan kota atau negara yang melakukan pelonggaran tersebut.

WHO menyesalkan beberapa stadion yang menjadi tuan rumah turnamen saat ini meningkatkan jumlah penonton yang diizinkan untuk melihat pertandingan. "Di beberapa kota tuan rumah, kasus Covid-19 sudah meningkat di daerah-daerah di mana pertandingan dimainkan," ujar Robb Butler, direktur eksekutif WHO Eropa, dilansir Euronews Rabu (23/6).

Baca Juga

Komentar itu muncul ketika otoritas Inggris mengumumkan bahwa lebih dari 60 ribu penggemar akan diizinkan masuk ke semifinal dan final Kejuaraan Eropa di Stadion Wembley. Langkah ini mengikuti kesepakatan dengan UEFA tentang peningkatan kapasitas dari 40 ribu penonton yang awalnya direncanakan.

Perdana Menteri Italia Mario Draghi pada Senin menyerukan agar final EURO 2020 dipindahkan dari London karena penyebaran varian Delta. Di Hungaria, satu-satunya negara dalam kompetisi yang mengizinkan stadion full-house, lebih dari 60 ribu penggemar diizinkan masuk ke Puskas Arena pekan lalu untuk pertandingan EURO 2020.

Di Denmark, 29 kasus telah terdeteksi sehubungan dengan pertandingan EURO 2020 yang berlangsung di Kopenhagen. Demikian kata pihak berwenang Denmark pada hari Selasa (22/6).

Angka tersebut hanya mencakup kasus di mana orang tersebut sakit selama pertandingan atau terinfeksi selama pertandingan. "Secara teori, mungkin ada lebih banyak orang yang terinfeksi," kata pejabat otoritas kesehatan Anette Lykke Petri pada konferensi pers.

WHO Eropa telah menyerukan tindakan cepat di daerah-daerah di mana infeksi baru meningkat. "Kita harus bertindak cepat, dengan mengembangkan pengujian dan pengurutan, meningkatkan pelacakan kontak, dan mempercepat vaksinasi di antara orang-orang yang rentan dan paling berisiko," kata WHO.

Sementara indikator virus corona Eropa telah membaik selama dua bulan terakhir, WHO telah berulang kali menyerukan kehati-hatian. "Meskipun kita semua harus mengakui kemajuan yang dibuat di sebagian besar negara di kawasan ini, kita juga harus mengakui bahwa kita sama sekali tidak keluar dari bahaya," kata Direktur WHO Eropa Hans Kluge awal bulan ini.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement