Rabu 23 Jun 2021 13:26 WIB

UPI Wisuda 1.502 Mahasiswanya Secara Virtual

Wisudawan terbaik yang mengikuti kegiatan secara luring digedung Achmad Sanusi UPI.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) menggelar kegiatan Wisuda Gelombang II Tahun 2021 yang diselenggarakan secara daring,  Rabu (23/6). Sejumlah perwakilan pimpinan UPI serta perwakilan wisudawan terbaik yang mengikuti kegiatan secara luring digedung Achmad Sanusi UPI.

Jumlah peserta wisuda gelombang II tahun 2021 sebanyak 1.502 orang. Rinciannyalulusan jenjang diploma (D3) sebanyak 20 orang, lulusan jenjang sarjana (S1) sebanyak 1092 orang, lulusan jenjang magister (S2) sebanyak 297 orang, serta lulusan jenjang doktor (S3) sebanyak 93 orang.

Baca Juga

Pada kegiatan diwisuda pada gelombang II tahun 2021 Rektor Universitas Pendidikan Indonesia Solehuddin memberikan gagasan dan pemikiran terkait dengan Transformasi Pendidikan Untuk Antisipasi Learning Loss Pasca Pandemi Covid-19. Menurutnya,  menata kehidupan sosial-ekonomi masyarakat dan memerangi pandemi Covid-19 bukanlah pilihan “either/or,” keduanya harus dilakukan secara bersamaan.

"Tentu dengan menata kebiasaan baru yang jauh lebih teratur, sehat dan disiplin agar tetap bugar dan terhindar dari wabah," katanya.

Solehuddin mengatakan, tantangan bagi dunia pendidikan  kita, anak-anak harus tetap dapat belajar sambil berupaya memutus mata-rantai sebaran virus. Oleh karena itu, Pemerintah telah menetapkan kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), melalui kebijakan Belajar Dari Rumah (BDR). 

Namun, kata dia, kini timbul kehawatiran akan hilangnya kesempatan mereka untuk belajar (learning lost)  serta deficit of competency selama periode BDR. Learning Loss tidak hanya akan menjadi ancaman yang luar biasa terhadap mutu pendidikan, tetapi juga terhadap keadilan layanan pendidikan (educational equity). 

Saat ini, kata dia, kesenjangan layanan pendidikan antar-segmen masyarakat telah terjadi dan segmen masyarakat yang kurang beruntung (disadvantaged groups) jauh dari kesiapan mereka untuk mengikuti PJJ online karena mereka tidak memiliki akses yang sama dengan mereka yang beruntung (advantaged groups) terhadap internet bahkan perangkat digital-pun (laptop, gawai, atau tablet) tidak mereka miliki. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement