Rabu 23 Jun 2021 17:41 WIB

Pasukan Junta Tewaskan 875 Orang Sejak Kudeta Myanmar

Kelompok masyarakat sipil mencatat tambahan dua korban tewas asal Yangon dan Mandalay

Red: Nur Aini
Kelompok masyarakat sipil melaporkan pasukan junta telah menewaskan 875 orang selama lebih dari 140 hari sejak kudeta militer di Myanmar.
Kelompok masyarakat sipil melaporkan pasukan junta telah menewaskan 875 orang selama lebih dari 140 hari sejak kudeta militer di Myanmar.

REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Kelompok masyarakat sipil melaporkan pasukan junta telah menewaskan 875 orang selama lebih dari 140 hari sejak kudeta militer di Myanmar.

Asosiasi Pendamping untuk Tahanan Politik (AAPP) mencatat tambahan dua korban asal Yangon dan Mandalay yang tewas pada Senin dan didokumentasikan Selasa (22/6). Dalam laporannya, Rabu dini hari (23/6), AAPP mengungkapkan 5.053 orang masih ditahan, sebanyak 198 orang di antaranya dijatuhi hukuman.

Baca Juga

Menurut AAPP, pasukan junta menembak Phoe Thingyan alias Phoe Sein (13) di bagian punggung dan membawa anak yang sedang terluka itu, di Kotapraja Bahan, Yangon, 19 Juni. Saat kejadian, Phoe Sein sedang bermain dan ditembak ketika dia melarikan diri setelah melihat pasukan junta. Kemudian, keluarga Phoe Sein diberitahu pada 21 Juni bahwa anak tersebut telah tewas.

AAPP sekaligus melaporkan warga bernama Kyaw Kyaw Myo asal Desa Lat Pan Hla, Kotapraja Singu, Mandalay, ditembak saat membagikan undangan pernikahannya dengan mengendarai sepeda motor pada 20 Juni malam. Kyaw Kyaw Myo tewas di tempat, sementara teman yang bersamanya dipukuli dan ditangkap.

Myanmar diguncang kudeta militer pada 1 Februari dengan menggulingkan pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi. Militer berdalih pemilu yang mengantarkan Suu Kyi terpilih dengan suara terbanyak penuh kecurangan.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَخَلَفَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ وَّرِثُوا الْكِتٰبَ يَأْخُذُوْنَ عَرَضَ هٰذَا الْاَدْنٰى وَيَقُوْلُوْنَ سَيُغْفَرُ لَنَاۚ وَاِنْ يَّأْتِهِمْ عَرَضٌ مِّثْلُهٗ يَأْخُذُوْهُۗ اَلَمْ يُؤْخَذْ عَلَيْهِمْ مِّيْثَاقُ الْكِتٰبِ اَنْ لَّا يَقُوْلُوْا عَلَى اللّٰهِ اِلَّا الْحَقَّ وَدَرَسُوْا مَا فِيْهِۗ وَالدَّارُ الْاٰخِرَةُ خَيْرٌ لِّلَّذِيْنَ يَتَّقُوْنَۗ اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ
Maka setelah mereka, datanglah generasi (yang jahat) yang mewarisi Taurat, yang mengambil harta benda dunia yang rendah ini. Lalu mereka berkata, “Kami akan diberi ampun.” Dan kelak jika harta benda dunia datang kepada mereka sebanyak itu (pula), niscaya mereka akan mengambilnya (juga). Bukankah mereka sudah terikat perjanjian dalam Kitab (Taurat) bahwa mereka tidak akan mengatakan terhadap Allah, kecuali yang benar, padahal mereka telah mempelajari apa yang tersebut di dalamnya? Negeri akhirat itu lebih baik bagi mereka yang bertakwa. Maka tidakkah kamu mengerti?

(QS. Al-A'raf ayat 169)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement