REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Bupati Sleman, DIY, Kustini Purnomo, menyoroti masalah penyebaran covid di Sleman yang mengalami kenaikan. Ia meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan, salah satunya dengan tidak menggelar kegiatan yang dapat menimbulkan kerumunan.
"Pada dasarnya acara seperti hajatan, pernikahan, takziah, pengajian itu masih boleh, tapi harus izin dulu ke Gugus Tugas Covid-19 di Kalurahan," kata Kustini, Rabu (23/6).
Selain itu, Kustini mengaku telah berkonsultasi dengan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, terkait pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar tatap muka. Ia mengusulkan Sleman bisa menjalankan KBM secara luring pada tahun ajaran ini.
Namun, lanjut Kustini, dengan peserta didik yang hanya 25 persen dari kapasitas. Meski begitu, ia menekankan, Pemkab Sleman akan terus melakukan evaluasi terkait kondisi di lapangan ketika nantinya pembelajaran sudah dilakukan secara luring. "Jumlah siswa yang masuk akan dibatasi 25 persen saja," ujar Kustini.
Hal serupa juga berlaku untuk sektor pariwisata. Kustini menegaskan, kegiatan pariwisata di Sleman memang akan tetap dibuka agar perekonomian masyarakat tetap bisa tumbuh, tapi dengan membatasi jumlah pengunjung sebanyak 25 persen saja.
Sebelumnya, kapasitas tempat tidur isolasi critical di Sleman juga sempat kritis karena kenaikan kasus. Ini merupakan buntut kemunculan klaster-klaster penularan yang sebagian besar dari kegiatan sosial kemasyarakatan, tetangga, dan keluarga.